Mandalika yang baru saja diselenggarakan pada bulan Maret lalu merupakan event berskala internasional yang ditunggu-tunggu dan disambut meriah oleh banyak orang, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Tentu saja, adanya event ini membawa angin segar bagi sektor pariwisata Indonesia, terkhusus daerah NTB karena seperti yang kita tahu, sejak adanya pandemi, sektor pariwisata mengalami kemerosotan yang cukup drastis. Jika dilihat sekilas, tingkat kunjungan wisatawan yang meningkat dari adanya event ini berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat. Namun, sulit untuk mengatakan bahwa masyarakat benar-benar diuntungkan dari adanya event MotoGP ini. Kita perlu melihat bahwa tidak hanya aspek ekonomi saja, tetapi juga aspek sosial, budaya, dan lingkungan turut terdampak dari setiap adanya penyelenggaraan event. Tentu saja, tidak semua event memberi dampak positif, selalu ada isu/permasalahan tersendiri di balik itu.
Event MotoGPAntara profit, kesejahteraan, dan kelestarian lingkungan
Event MotoGP Mandalika memberikan dampak ekonomi jangka pendek yang sangat signifikan. Terlihat dari adanya peningkatan okupansi hotel, restoran, lapangan pekerjaan, serta terbantunya UMKM sehingga pendapatan masyarakat turut meningkat, jadi dapat diketahui bahwa masyarakat diuntungkan secara ekonomi. Selain itu, pembangunan sirkuit MotoGP Mandalika yang menghabiskan biaya lebih dari 2 triliun rupiah mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di daerah Lombok. Walaupun, nyatanya, sarana dan prasarana belum benar-benar rampung dan belum memadai sehingga cukup menyulitkan wisatawan ketika berkunjung.
Seperti disinggung di atas, event MotoGP Mandalika memanglah memberikan dampak positif secara jangka pendek. Selama penyelenggaraan event, wisatawan banyak berbondong-bondong berkunjung ke Mandalika, kemudian dari kunjungan wisatawan itu memberikan banyak pemasukan bagi masyarakat. Akan tetapi, secara jangka panjang, hal itu masih belum dapat dipastikan. Belum tentu, perkembangan pariwisata dapat berkelanjutan. Terlebih lagi, pengembangan Mandalika masih akan berlangsung hingga 2040, tentu akan ada investor-investor asing yang menanamkan modalnya. Keberadaan investor ini bisa menjadi ancaman bagi masyarakat lokal. Jika masyarakat kurang dilibatkan dalam pengembangan wisata daerahnya, tentu peran masyarakat akan terpinggirkan. Kepemilikan usaha berpotensi banyak dikuasi oleh investor besar. Kurangnya pemberdayaan dan pelatihan masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi sumber daya lokal dapat membuat  masyarakat dapat tergusur atau kalah saing dengan investor yang mana memiliki modal yang lebih menjanjikan serta inovatif. Â
  Â
Di samping itu, pembangunan sirkuit MotoGP ini menimbulkan polemik tersendiri, seperti konflik lahan serta pencemaran lingkungan. Dalam proses pembangunan sirkuit, terdapat masyarakat yang mengalami penggusuran secara paksa, intimidasi, ancaman, serta hak atas kepemilikan lahannya dirampas secara sepihak tanpa adanya ganti rugi. Selain itu, analisis dampak lingkungan dari pembangunan sirkuit MotoGP Mandalika pun menunjukkan terdapat belasan dusun di desa Kuta, Lombok Tengah yang terendam banjir dan kehilangan sumber air bersih karena air tanah di wilayah tersebut menjadi asin akibat tercampur air laut. Di tambah lagi, setelah penyelenggaraan event, volume sampah menjadi meningkat serta diperparah dengan sampah yang berserakan sembarangan akibat adanya wisatawan yang kurang bertanggung jawab. Hal itu bukan hanya dapat berpengaruh terhadap berkurangnya keindahan alam di sana, melainkan dapat menjadi penyebab bencana alam seperti banjir, jika sampah tidak terkelola dengan baik.Â
Dari dampak-dampak di atas menunjukkan bahwa event MotoGP Mandalika belum sepenuhnya memberikan dampak positif bagi berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama aspek sosial dan lingkungan. Tidak semua masyarakat lokal merasa diuntungkan dari adanya pengembangan wisata ini. Mulai dari saat proses pembangunan sirkuit yang ternyata menimbulkan konflik tersendiri dengan masyarakat lokal, bahkan hingga saat setelah berakhirnya event muncul masalah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H