Halo selamat datang semuanya,Â
Pada kesempatan kali ini saya Ailsa Ardelia dari universitas Pamulang akan membagikan cerita serta pengalaman dalam seni pertunjukan dalam memenuhi UAS matkul seni pertunjukan dengan dosen Pak Zaky Mubarok.
    Menikmati pertunjukan teater setelah sekian lama, membuat saya sangat bersemangat. Seperti yang kita ketahui seni pertunjukan juga merupakan bagian dari karya sastra yang berfungsi sebagai penghiburan dan pengajaran, bahkan terkadang seni pertunjukan ini menampilkan kehidupan manusia pada umumnya sebagai bentuk cerminan. Saat awal tahun 2023, saya tidak ingat pasti mengenai tanggal dan bulannya, saya diajak seorang sahabat dekat saya untuk melihat sebuah pertunjukan teater dari fakultas pendidikan UMT. Kita secara bersama-sama pergi untuk menontonnya.Â
     Saya tidak yakin, tapi mungkin saja jika saya satu-satunya orang asing yang ada disana. Tempat berlangsungnya pertunjukan tersebut adalah Gedung Seni Budaya Kota Tangerang, jl. Modern Golf Raya, Buaran Indah, Kota Tangerang.  Sejujurnya saya tidak ingat pasti mengenai judulnya, namun yang sangat saya ingat adalah mengenai bagaimana pertunjukan itu berjalan. semuanya tertata dengan sangat rapih, pemain yang sangat siap dan mendalami perannya, dan semuanya, termasuk tempat pertunjukan itu berlangsung terkesan mewah dan seperti menonton pertunjukkan berkelas meskipun hanya perlu membayar tiket masuk 10 ribu rupiah saja.
     Sang produser sekaligus penulis naskah menjelaskan bahwa pertunjukkan kali ini dia buat naskahnya seorang diri dan idenya terinspirasi dari mitos yang ada di salah satu daerah kota Tangerang. Lalu ia menuangkannya dengan versinya, dan menambahkan scene-scene lucu dan tidak terduga. Dimana salah satu seorang gadis yang ayahnya seorang menjabat didaerah setempat sedang masanya jatuh cinta, dan sering kali bertemu ditepi sungai yang berpenghuni tanpa sepengetahuan mereka. Tiba disaat konflik cerita si gadis yang terkenal manja dan sombong ini melakukan sebuah kesalahan, hingga dihantui para penghuni setempat.Â
     Ada scene yang cukup menarik disini, dimana saat pengusiran hantu. Kedua orang tuanya berupaya sebisa mungkin untuk menenangkan putri mereka yang terus dihantui dan mencarikan dukun untuk mengusir hal-hal jahat yang mendekat. Kekasihnya dengan setia menasehati dan menemaninya. Pengusiran hantu dimulai dari membaca jampi-jampi dan menaruh wewangian, sampai muncul setannya. hal yang tidak terduga ada pada beberapa jampi-jampi yang dibaca berupa lagu anak anak dan tiba tiba dirubah lampu disko, membuat semua penonton terbahak-bahak.
Lalu apa pesan yang bisa diambil dari pertunjukan tersebut?
tentu saja, kita harus menghargai semua yang ada didunia ini dalam bentuk apapun, dan kita tidak boleh bersikap sombong juga arogan. Terkadang ada nilai-nilai yang harus kita terapkan dan lakukan demi kenyamanan bersama.Â
Sungguh menjadi pengalaman yang berkesan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H