Mohon tunggu...
Yosilia Nursakina
Yosilia Nursakina Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ada Apa dengan Program Internsip Dokter Indonesia?

17 Agustus 2015   22:08 Diperbarui: 18 Agustus 2015   09:31 3109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Ikatan Dokter Indonesia, dr. Zaenal Abidin, menduga bahwa keterlambatan ini juga disebabkan oleh jumlah peserta melampaui kapasitas wahana. Wahana yang dimaksud mencakup layanan kesehatan primer dan rumah sakit. Alhasil, pemerintah harus menambah wahana agar sepadan dengan jumlah peserta. Tetapi sayangnya penentuan wahana bagi peserta juga tidak mudah. Ada beberapa aspek yang harus dipenuhi, seperti adanya sarana dan prasarana yang memadai, adanya dokter pembimbing, dan jumlah pasien yang mencukupi. Lokasi penempatan juga harus memungkinkan peserta internsip untuk meningkatkan kemahirannya.

Minimnya jumlah wahana juga disebabkan oleh ketidakpastian anggaran program internsip dokter Indonesia 2015 yang tersedia. Padahal, menurut Ketua Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI), dr. Nur Abadi, program internsip dokter Indonesia sangat bergantung pada ketersediaan anggaran. Penambahan jumlah wahana tidak akan terjadi apabila anggaran tidak mencukupi. Kondisi itu kian memburuk lantaran pemerintah memotong anggaran perjalanan dinas di semua kementerian. Anggaran transportasi dokter internsip dianggap sebagai anggaran perjalanan dinas sehingga ikut terpotong.

#dokterinternsipindonesia ga boleh praktek karena ga ada SIP. Tapi, banyak perawat dan bidan jadi dokter-dokteran, yg rugi siapa? @PBIDI -@nunugmd

Solusi

Ada beberapa solusi yang dapat diajukan mengenai masalah ini.

Salah satu tindakan yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan ialah meminta Kementerian Keuangan untuk kembali mengalokasikan anggaran bagi dokter internsip. Hasilnya, Kemenkeu pun setuju untuk melakukan refocusing. Harapannya, Oktober-November anggaran transportasi dokter internsip sudah tersedia kembali.

Alternatif lain untuk menambah anggaran (selain transportasi) ialah dengan mengajukan dana segar kepada Komisi X yang ruang lingkupnya mencakup pendidikan (internsip adalah bagian dari pendidikan, bukan?). Selain itu, Komisi IX juga dapat memperjuangkan adanya Pos Anggaran Internsip dari Kementerian Kesehatan pada APBN 2016, sehingga Kemenkes dan Kemenristek Dikti dapat melakukan share, jika dana tidak cukup berasal dari Dikti.

Di sisi lain, mengenai isu minimnya wahana, salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah melibatkan institusi FK dalam menjaring wahana agar direkomendasikan kepada KIDI sebagai wahana baru siap tampung, dengan syarat wahana tersebut berkomitmen untuk menampung dokter internsip.

 -----------------

Solusi lainnya ialah dengan menyelenggarakan diskusi publik yang mempertemukan stakeholder-stakeholder terkait mengenai program internsip dokter Indonesia. Harapannya, para stakeholder tersebut akan menandatangani mutual agreement mengenai langkah yang akan dilakukan selanjutnya untuk menangani isu ini di akhir acara. Untungnya, solusi ini bukan hanya sekedar ide atau wacana. Acara ini akan diadakan oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2015 bekerja sama dengan ISMKI dengan rincian sebagai berikut:

Hari, tanggal: Senin, 24 Agustus 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun