Mohon tunggu...
ailiadinda
ailiadinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa yang pecinta kucing, novel fantasi, musik rnb dan juga mie ayam pangsit rebus

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mental Health: Penerapan Sifat Keterbukaan terhadap Pengidap Penyakit Mental yang Dipandang sebagai Pemikiran yang Irasional oleh Masyarakat Umum

22 November 2024   23:49 Diperbarui: 23 November 2024   00:08 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Irasionalitas sering kali digambarkan sebagai suatu kondisi mental yang tidak bertujuan atau tidak berlogika. Namun, dalam realitas nyata, irasionalitas dapat juga berarti kurangnya pemahaman dan toleransi terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa. Artikel ini akan membahas pentingnya penerapan sifat keterbukaan dalam menghadapi pengidap penyakit mental yang sering diasumsikan sebagai "pemikiran yang irasional" oleh masyarakat awam.

Problematika Irasionalitas dalam Konteks Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa, seperti depresi, skizofrenia, dan bipolar disorder, sering kali diidentifikasikan dengan perilaku yang tampaknya tidak rasional. Hal ini dapat menyebabkan stigma dan isolasi terhadap korban. 

Misalkan saja, seseorang yang mengalami episode maniak-depresif mungkin akan menunjukkan perilaku ekstrem yang tidak sepenuhnya dipahami oleh orang lain. Dalam situasi seperti ini, masyarakat awam sering kali menginterpretasikan perilaku tersebut sebagai "prasangka" atau "emosional" daripada sebagai gejala klinis yang membutuhkan intervensi profesional.

Pentingnya Keterbukaan dalam Menjawab Stigma

Stigma terhadap gangguan jiwa masih marak di kalangan masyarakat. Stigma ini dapat meningkatkan dampak negatif dari gangguan jiwa, seperti menunda-mundu pasien untuk mencari bantuan medis. Untuk menghilangkan stigma ini, diperlukan keterbukaan dalam berinteraksi dengan korban gangguan jiwa. 

Contohnya, dengan memahami bahwa perilaku abnormal bukanlah karena kelemahan karakter, tapi karena faktor biomedis yang kompleks, kita dapat membantu mengurangi stigmatisasi.

Strategi Pendidikan dan Komunikasi

Untuk meningkatkan keterbukaan, strategi pendidikan dan komunikasi yang efektif sangat penting. Melalui program edukasi yang komprehensif, masyarakat dapat dipersaudarakan untuk memahami jenis-jenis gangguan jiwa dan bagaimana mengenali gejalanya. Selain itu, media massa juga dapat berperan aktif dalam menyediakan informasi yang tepat dan sensitif tentang gangguan jiwa, sehingga masyarakat dapat memahami betapa seriusnya isu ini.

Peran Komunitas dalam Mendukung Korban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun