Mohon tunggu...
AILA Indonesia
AILA Indonesia Mohon Tunggu... -

Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia adalah aliansi antar lembaga yang peduli pada upaya pengokohan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Homoseksualitas Dapat Menular

23 Februari 2017   10:14 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:33 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertentangan dengan pandangan banyak orang bahwa homoseksualitas itu bersifat genetis, pada kenyataannya penyimpangan ini dapat menular dengan cepat. Hal itu disampaikan oleh Dr. Bagus Riyono, pengajar Fakultas Psikologi UGM dalam sidang judicial review tiga pasal kesusilaan KUHP di hadapan Majelis Hakim MK, Senin (07/11/16) yang lalu.

“Data empiris menunjukkan bahwa mayoritas pelaku homoseksual itu sebelumnya adalah korban, (yaitu) korban homoseksual,” ungkap Bagus dalam penjelasannya.

“Secara medis, perangsangan terhadap laki-laki tidak harus dari luar, tapi juga bisa dirangsang dari anus. Jadi mereka yang disodomi itu juga bisa mengalami ejakulasi dengan cara itu. Namun cara itu merusak secara biologis,” ujarnya.

Karena korban mengalami kenikmatan, maka lambat-laun perasaannya berubah, dan ia tidak lagi merasa sebagai korban.

“Mereka itu ketika belum mengalami, (merasa) takut. Tapi sesudah mengalami, (mereka) merasakan kenikmatan, sehingga sesuatu yang dirasakan nikmat itu ingin dia ulangi. Di situlah terjadinya penularan,” ungkap Bagus lagi.

Penularan tersebut, karena diawali dengan tindak pemaksaan kepada korban, pada akhirnya menjadi tidak terkendali. Dalam sebuah kasus yang disitirnya, Bagus menceritakan bagaimana anak-anak dapat dengan mudah menjadi korban.

“Ada sejumlah kasus, anak kelas 4 SD yang disodomi oleh kakak kelasnya yang putus sekolah. Jadi teman-temannya diajak main-main, penisnya dimasukkan ke anusnya dan sebagainya terus mereka ketawa-ketawa, seperti permainan,” paparnya.

Karena begitu berbahayanya penularan penyimpangan ini, maka Bagus menganggap bahwa sudah saatnya negara mengambil tindakan.

“Sigmund Freud sudah mengimajinasikan masyarakat yang dikuasai oleh hawa nafsunya, yaitu masyarakat yang mencita-citakan orgy. Mereka ingin hubungan seks di mana saja, secara kelompok, melakukan pesta seks dan sebagainya. Dan itu sudah terjadi sekarang,” tandasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun