"Bagaimana kalau adikmu berbuat begitu?" tanya Rasulullah lagi.
"Tidak, ya Rasul." Jawab si pemuda. Ia tentu jijik membayangkan adiknya berzina dengan orang lain.
“Demikian pula manusia tidak menyukai hal itu terjadi pada saudara-saudara perempuan mereka," terang Rasulullah.
“Kalau putrimu?” tanya Rasulullah lagi.
"Tidak ya Rasul."
"Begitu pula orang-orang, tak kan rela anak putrinya berzina.
Kalau bibimu?"
"Tidak ya Rasul."
"Orang-orang pun tak rela bibinya berzina."
Telak. Argumen Rasulullah cukup telak menyentuh logika si anak muda. Juga hati kecilnya yang terlanjur membayangkan orang-orang terdekatnya berzina. Tak rela bila itu sampai terjadi.
Ending dari cerita ini, Rasulullah kemudian meletakkan tangan kokoh nan lembutnya ke dada si anak muda, dan berdoa, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”