Istilah insecurity mulai marak dibicarakan di kalangan masyrakat khususnya kaum hawa. Istilah ini merujuk pada ketidakpercayadirian seseorang karena persepsi negatif yang orang lain atau dirinya berikan pada diri sendiri. Biasanya hal ini berhubungan dengan bentuk tubuh, warna kulit, dan kecantikan. Remaja putri merupakan salah satu individu yang rentan untuk mereasa inscure atau tidak percaya diri terhadap apa yang mereka miliki. Pada usia-usia remaja yaitu sekitar 15-18 tahun mereka mengalami perubahan secara emosional, kognitif, dan sosial. Cara berpikir pada usia ini pun menjadi lebih kompleks serta mereka menjadi lebih sering untuk berkumpul dan bermain bersama teman-temannya ketimbang dengan keluarganya. Pada masa remaja juga terjadi perubahan hormon, fisik, dan psikologis.
Perubahan-perubahan yang terjadi di usia remaja ini membuat para remaja yang awalnya sangat yakin pada dirinya sendiri menjadi mulai meragukan kemampuannya dan tidak percaya diri. Ketakutan akan kegagalan dan tekanan bertubi-tubi dari orang-orang di sekitar. Ditambah dengan perubahan fisik dan hormon pada tubuh mereka yang menyebabkan munculnya beberapa jerawat di wajah, membesarnya payudara dan pinggul, serta berat badan yang pada kebanyakan individu susah untuk dikontrol. Fakto-faktor tersebut tentu saja berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri mereka, di mana di usia-usia ini pula remaja putri mulai merasakan perasaan pada lawan jenis. Sehingga mereka merasa ingin selalu terlihat sempurna di hadapan lawan jenis. Remaja cenderung ingin memiliki kulit yang putih, tubuh yang kurus, dan wajah yang mulus, tapi pada kenyataannya tidak semua remaja bisa memiliki fisik seperti itu. Gambaran mental individu terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya dinamakan Body Image. Hal ini juga melibatkan bagaimana persepsi orang lain dalam melihat dirinya.
Body image sendiri dibagi menjadi 2. Pertama, body image yang positif saat seorang individu merasa cukup puas dan percaya diri atas fisik yang dia miliki (body satisfaction). Kedua, body image yang negatif saat seseorang merasa tidak cukup puas dan tidak percaya diri atas fisik yang telah tuhan anugerahkan pada dirinya (body dissatisfaction). Individu yang memiliki body image negative cenderung untuk tidak bisa menjalankan hidupnya dengan baik karena terus merasa kurang dengan dirinya sendiri.
Pada remaja putri sendiri body image di lingkungan mereka banyak dipengaruhi oleh trend yang sedang naik. Kemudian mereka mulai berlomba-lomba menyesuaikan tubuh mereka dengan tren sehingga mereka tidak pernah puas akan diri mereka. Lalu pada akhirnya body image remaja semakin lama semakin negatif. Seperti saat ini, tren yang sedang naik adalah tren tubuh yang kurus, sehingga para remaja putri yang memiliki tubuh gemuk merasa tidak percaya diri dan terus memikirkan kondisi fisiknya yang akhirnya berdampak pada kondisi psikologisnya. Apalagi di mata kebanyakan remaja lelaki, gadis yang bertubuh gendut itu tidak cantik dan tidak menarik. Begitupun dengan remaja putri yang memiliki badan terlalu kurus. Mereka juga mendapat cacian karena tubuh mereka yang terlalu kurus sehingga terlihat ringkih dan tidak menarik.
Dari fakta-fakta diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa sebenarnya kepercayaan diri kita terhadap bentuk dan ukuran fisik dapat dipengaruhi oleh pikiran kita sendiri. Semakin positif dan merasa cukup akan citra tubuh yang kita miliki maka kita akan semakin percaya diri. Sebaliknya, jika kita terus merasa kurang dan berpikiran negatif terhadap ukuran dan bentuk fisik yang kita miliki, maka kita akan semakin merasa inscure yang akhirnya membuat kita menutup diri dari kehidupan sosial dan pada kasus terburuknya bisa berujung pada bunuh diri.
Oleh karena itu diperlukan adanya perasaan Body Positivity dalam diri kita. Merasa puas atas segala apa yang telah kita miliki sambil terus memperbaiki apa yang menurut kita masih kurang tanpa merasa rendah diri dan terus percaya diri. Berikut adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan body positivity dalam diri kita:
- Mensyukuri segala hal positif yang ada pada tubuh kita. Sugestikan rasa syukur pada Tuhan dengan melihat bagian tubuh yang dapat berfungsi dengan baik merupakan anugerah dari Tuhan.
- Menjaga kesehatan tubuh dengan cara berolahraga, makan makanan yang bergizi dan isitrahat yang cukup. Body positivity bukan berarti kita merasa puas akan diri kita sehingga membiarkan tubuh kita tanpa adanya perhatian. Kita tetap harus menjaga kesehatan tubuh kita.
- Tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Dengan terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan orang lain membuat kita tidak pernah puas akan apa yang telah miliki dan berujung pada tidak menghargai diri sendiri.
Â
References
Ifdil, I., Denich, A. U., & Ilyas, A. (2017). Hubungan body image dengan Kepercayaan Diri Remaja Putri. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(3), 107-113. https://doi.org/10.17977/um001v2i32017p107
Puspasari, Lisa. "Body Image dan Bentuk Tubuh Ideal, Antara Persepsi dan Realitas." Buletin Jagaddhita, vol. 1, no. 3, 10 Apr. 2019, pp. 1-4.
Sumanty, D., Sudirman, D., & Puspasari, D. (2018). Hubungan Religiusitas dengan Citra Tubuh pada Wanita Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 1(1), 9-28. https://doi.org/10.15575/jpib.v1i1.2076