Mohon tunggu...
LISA AIKO
LISA AIKO Mohon Tunggu... Guru - Aiko works as a teacher, content creator, writter,Master of Ceremony at many events and has been a broadcaster and reporter on the radio for dozens of years. In addition, she also graduated from the faculty of psychology and has soft skill certification in the fields of Public Speaking (CPS), Hypnosis (CHTc), Certification in the field of NLP (CNLPTc), Counseling (CCLS), Therapy (CTRS), and Coaching CCHS

Aiko or better known as Lisa Aiko loves writing, playing musical instruments, singing and public speaking.As a content creator, Aiko loves new things and loves to learn. She hopes that her writing can be an inspiration to many people.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pagelaran Wayang, Solusi Kreatif untuk Implementasi P5 dalam Pembelajaran Sekolah Menengah

18 November 2024   00:56 Diperbarui: 18 November 2024   00:59 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semarang, 18 November 2024 — Dalam rangka mendukung implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), seni pagelaran wayang telah menjadi salah satu metode pembelajaran inovatif yang digunakan di sekolah menengah. Dengan menggabungkan seni tradisional dan pendidikan karakter, pagelaran wayang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk berpikir kritis, kolaborasi, dan empati.

Pagelaran wayang sebagai bagian dari P5 bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, keberagaman, dan keadilan sosial, melalui cerita-cerita moral yang terkandung dalam lakon wayang. Siswa dapat terlibat langsung dalam berbagai aspek, mulai dari pembuatan wayang, penulisan naskah, hingga peran sebagai dalang atau pemain. Hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan budaya mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya Indonesia.

Penerapan P5 melalui pagelaran wayang juga dapat menyentuh berbagai isu sosial dan lingkungan yang relevan dengan kehidupan siswa saat ini. Misalnya, tema wayang yang diangkat dapat berkaitan dengan pentingnya menjaga keberlanjutan alam atau toleransi antar individu. Dengan cara ini, pembelajaran tidak hanya terfokus pada aspek akademis, tetapi juga pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Melalui metode ini, sekolah menengah tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan menyentuh nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sebagai bentuk pembelajaran yang menarik dan menyeluruh, pagelaran wayang terbukti menjadi alat efektif dalam mengimplementasikan P5 di kalangan siswa.

Lisa Aiko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun