Tiga mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, membuat Pengolahan Lidah Buaya menjadi Sabun Organik Anti Iritasi di Desa Begaganlimo, Kec. Gondang, Kab. Mojokerto. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok 4 KKN R2 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tersebut mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan selama 12 hari di Desa Begaganlimo dengan tema "Penerapan Inovasi dan Teknologi Guna Mendukung Pencapaian SDG's Desa".Â
Tiga mahasiswa tersebut, yakni Septyafin Galuh Mutiara, Bryan Andika, dan Aiko Meilia Rosa Puspita. Mereka membuat Sabun organik homemade berbahan dasar lidah buaya dengan fokus utama mengolah tanaman lidah buaya milik warga menjadi produk yang bermanfaat di Desa Begaganlimo. Mahasiswa Untag Surabaya jurusan Manajemen, Septyafin Galuh Mutiara berkata bahwa menemukan banyak tanaman lidah buaya didepan rumah warga namun para warga tidak tahu cara pengolahannya untuk apa.
"Disini banyak warga punya tanaman lidah buaya di pekarangan rumahnya, namun para warga berkata hanya untuk tanaman hias," katanya.
Dari permasalahan tersebut kelompok 4 KKN R2 memberi pengolahan pembuatan sabun organik anti iritasi dari lidah buaya kepada ibu-ibu PKK di desa Begaganlimo. Dosen Pembimbing, I Gde Sandy Satria, S.H., M.H., mempunyai peran penting sebagai pendamping lapangan kelompok R2 dengan memberi masukan dan arahan untuk menyelesaikan luaran agar dapat menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata dengan lancar dan hasil yang maksimal.Â
Langkah awal dalam pembuatan sabun dari lidah buaya ini adalah tahap persiapan yang diawali dengan survey ke mitra yang memiliki tanaman lidah buaya di Desa Begaganlimo, Kabupaten Mojokerto. Tahap berikutnya adalah sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan oleh kelompok 4 kepada para Ibu PKK guna memberikan edukasi mengenai cara pengolahan lidah buaya menjadi sabun dan juga manfaatnya.Â
Dalam proses pengolahan lidah buaya menjadi sabun organik adalah dengan cara mengupasnya lalu di blender dan disaring. Sementara itu, disiapkan NaOH yang dicairkan bersama minyak zaitun dan minyak kelapa. Setelah larutan campuran NaOH mencapai suhu yang ditentukan, campurkan semua bahan. Kemudian larutan tersebut dicetak ke dalam cetakan silikon dan harus didiamkan selama minimal 3 minggu agar bahan-bahan didalamnya tercampur sempurna.
Septyafin Galuh Mutiara dari Kelompok 4, berharap agar kegiatan mereka dapat memberikan dampak besar bagi Ibu PKK. Dan programnya dapat berlanjut untuk waktu yang lama.
Mahasiswa dari fakultas FISIP yaitu Aiko Meilia Rosa Puspita juga mengatakan bahwa program inovasi ini harus tetap dikembangkan lagi.Â
