Jamaah haji sudah memasuki hampir babakan akhir ibadah haji yg akan  dilengkapi dg arbain di masjid madinah, terutama jamaah haji gelombang 2.
Kita rasakan perjalanan yg luar biasa krn kita telah lewati banyak tempat dg dimensi fasilitas, hotel, cuaca, teman dan interaksi sosial yg sangat variatif.Â
Cuaca Makkah yg panas ekstrem perlu penyesuaian tubuh
Saat pertama kali tiba di asrama haji donohudan kita sudah dihadapkan pada suasana keterbatasan : saluran air kmr mandi tdk lancar, tidur dlm barak seperti tentara dan menu makan ala "pokwe".Â
Kemudian naik pesawat menuju Jedah sampai kemudian tinggal di hotel juga meninggalkan pengalaman manis. Kita berhadapan dengan cuaca mekkah yg panas, kamar hotel yg mesti berbagi, menu makan yg penuh "godokan", suasana ibadah yg mesti belajar mandiri, berkali2 kebingungan memahami masjidil harom, gesekan antar teman dan regu sampai dengan penyesuian MCK.Â
Rombongan haji istirahat setelah kecapean muter2 Syai dr marwa ke sofa
Situasi yg tidak kalah manisnya, kenangan di Armina (Arofah, Muzdalifah & Mina) dimana kita menghadapi cuaca yang ekstrem, hidup di tenda ala pramuka, antrian kamar mandi yg panjang, konflik tentang keafdolan ibadah dan tentunya penyesuaian dg masakan katering.Â
Suasana tenda Armina yang penuh tantangan
Jamaah haji.... rasanya semua itu tidak semata2 membutuhkan kekuatan fisik, namun yg lebih penting lagi kekuatan mental dan spiritual utk beradaptasi dg alam dan manusia.Â
Kita mesti mengatur dan menyesuaikan instrumen dalam tubuh utk menerima perubahan lingkungan. Kalau daya adaptasi kita rendah maka mudah terkena sakit baik sakit fisik (pusing, batuk) maupun mental (stres, marah).Â
Jamaah haji mesti siap dg tidur sederhana di Armina
Untuk bisa survive kita tdk bisa menuntut kesempurnaan fasilitas tapi menyiasati keterbatasan. Yang tidurnya nyenyak bukan yg sering mengeluh namun jamaah yang suka menyegarkan suasanaÂ
So mari kita bahagia dg ketidaklengkapan... sambil tertawa2 sendiri. Mungkin ini menghantarkan kita iklas menerima derajad "haji mabrur".Â
Sekali lagi mari banyak tersenyum.
Lihat Sosbud Selengkapnya