Mohon tunggu...
Aiimas Surya
Aiimas Surya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kejayaan Banten yang Terlupakan

28 September 2016   16:20 Diperbarui: 28 September 2016   16:23 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banten salah satu daerah yang banyak memiliki sejarah tentang kemegahan suatu kerajaan dan peradaban manusia. Hingga saat ini kita masih dapat melihat bukti – bukti kemegahan serta puing – puing peninggalan kerajaan Banten. Bahkan saat ini, beberapa tempat peninggalan – peninggalan sejarah kerjaan Banten ada yang dijadikan tempat wisata. Kali ini mari kita membahas salah satu bukti kebesaran kerajaan banten yang menjadi titik awal peradaban di Indonesia.

Pelabuhan Karangantu, pelabuhan terbesar kedua setelah pelabuhan Sunda Kelapa. Pintu masuk kegiatan perdagangan di pulau Jawa. Kejatuhan Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 menyebabkan para pedagang enggan melalui selat Malaka. Pelabuhan Karangantu juga merupakan salah satu pelabuhan yang sangat terkenal pada zaman kejayaanya, bahkan para bangsa barat pertama kali menginjakan kaki di Nusantara melalui pelabuhan ini.

Nama Karangantu sendiri menurut mitos yang berkembang di masyarakat lahir karena saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisikan hantu. Hingga suatu hari guci tersebut pecah dan yang berada dalam guci keluar. Terlepas dari benar atau tidaknya mitos tersebut, masyarakat Banten tetap memanggil pelabuhan tersebut dengan Pelabuhan Karangantu. Sampai saat ini pelabuhan tersebut masih digunakan untuk aktivitas pelelangan ikan dan tempat nelayan menurunkan hasil tangkapannya.

Namun kini kondisi pelabuhan Karangantu sendiri cukup memprihatinkan. Kondisi sekitar pelabuhan terkesan kumuh. Pendangkalan juga terjadi disekitaran pinggiran dermaga yang membuat banyak kapal susah merapatkan kapalnya ke dermaga. Aroma tidak sedap juga tercium juga disekitar dermaga, hal ini disebabkan karena aktifitas para nelayan yang menjemur ikan hasil tangkapannya untuk dijadikan ikan asin. Selain itu aroma tidak sedap yang muncul juga disebabkan oleh banyaknya sampah yang berada disekitaran dermaga.

Terlepas dari kondisi pelabuhan Karangantu saat ini, pelabuhan Karangantu masih banyak menyimpan pesona – pesona keindahan lautnya. Ditepi laut bagian barat terhampar hutan bakau yang cukup luas. Di bagian sebelah timur, dari dermaga kita dapat melihat deretan pulau yang sering dijadikan objek wisata seperti pulau tunda dan pulau cangkir. Tidak jauh dari dermaga juga terdapat bekas benteng belanda yang meskipun tidak utuh seperti dulu namun bisa dilihat betapa kokohnya bangunan itu dulu. Inilah beberapa bukti kejayaan kerajaan Banten yang mulai terlupakan oleh masyarakat bahkan masyarakat sekitar dermaga. Ingatkan dengan pepatah “Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menghargai Sejarahnya.” Maka dari itu kita sepatutnya menjaga dan melestarikan aset – aset sejarah yang kita punya agar bangsa lain dapat menghargai bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun