Bogor, 27 Juli 2023 - Kuliah Kerja Nyata-Tematik Inovasi merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Pada kegiatan ini, mahasiswa harus mengkaji potensi wilayah, mengidentifikasi permasalahan, dan merumuskan alternatif pemecahan solusi. Pada tanggal 27 Juli 2023, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKN-T Inovasi) IPB University telah melaksanakan tiga program kerja unggulan dalam upaya “Realisasi Program Kerja KKN-T Inovasi IPB dalam Optimasi Sumber Daya Desa Tanjungsari, Kec. Cijeruk” di Desa Tanjungsari, Kec. Cijeruk, Kab. Bogor Jawa Barat. Tiga program tersebut, yaitu pengukuran indeks kualitas air budidaya ikan, monitoring dan penilaian tingkat kerusakan hama menggunakan yellow trap, serta pengolahan sampah organik yang meliputi dua sub proker yaitu pemanfaatan maggot dan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) limbah rumah tangga.
1. Program Monitoring Indeks Kualitas Air Budidaya Ikan
Program Monitoring Indeks Kualitas Air Budidaya Ikan dilakukan dengan tujuan untuk memantau dan mengevaluasi kualitas air dalam sistem budidaya ikan. Program monitoring ini dilakukan selama dua hari dengan pengukuran kualitas air yang dilakukan pada pagi, siang, dan malam hari di kolam budidaya lele milik Pak Didin yang berada di Desa Tanjungsari Kecamatan Cijeruk. Hasil dari monitoring ini diharapkan dapat menjaga kualitas air yang baik guna pertumbuhan, kesehatan, dan keberhasilan budidaya ikan. Dengan melakukan monitoring teratur, peternak ikan dapat memastikan bahwa lingkungan air dimana ikan mereka hidup berada dalam kondisi yang optimal.
2. Monitoring dan Penilaian Tingkat Kerusakan Hama Menggunakan Yellow Trap
Program Monitoring dan Penilaian Tingkat Kerusakan Hama menggunakan Yellow Trap merupakan program pertanian yang bertujuan untuk mengendalikan populasi hama dan menjaga kesehatan tanaman. Perangkap kuning dipasang di lokasi strategis dalam area pertanian dan pemantauan dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi serta menghitung jumlah hama yang terperangkap. Dengan mengetahui jenis hama yang dominan, petani dapat menilai tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh populasi hama tersebut dan mengambil tindakan pengendalian yang sesuai. Manfaat program ini diantaranya adalah petani dapat melakukan pengendalian hama yang tepat sasaran, penggunaan pestisida yang lebih terbatas, peningkatan produksi dan kualitas tanaman, serta sebagai bentuk dukungan terhadap pertanian berkelanjutan dengan praktik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
3. Pengolahan Sampah Organik
Minimnya tempat pembuangan sampah di Desa Tanjungsari untuk jenis sampah organik maupun anorganik menjadi keresahan tersendiri bagi masyarakat. “Sampah banyak dibuang ke tempat yang tidak seharusnya seperti jurang, selokan, ataupun dibakar sehingga menimbulkan permasalahan baru” Ujar Pak Riyan, selaku Sekretaris Desa Tanjungsari. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi mengenai pengolahan sampah yang baik dan benar untuk mencegah pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa KKN-T membuat program kerja:
a. Pemanfaatan Maggot sebagai Pengurai sampah organik
Budidaya maggot menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan sampah di desa ini sekaligus penyeimbang ekosistem. Produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik oleh maggot memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kehadiran maggot ini menjadi hal yang baru bagi warga desa dan dapat menjadi suatu hal yang potensial di masa depan. Selain dapat mengatasi permasalahan sampah di desa, pupuk organik hasil penguraian maggot juga menjadi solusi pengganti pupuk pertanian sehingga dapat menekan biaya produksi.
b. Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga menjadi Pupuk Organik Cair (POC)
Pupuk Organik Cair (POC) merupakan pupuk yang tersedia dalam bentuk cair terbuat dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia. Pupuk organik cair dapat dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air, atau dengan cara fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, kotoran hewan, atau manusia. Program kerja ini bertujuan untuk mengurangi permasalahan sampah/limbah organik rumah tangga, meningkatkan nilai tambah sampah/limbah organik menjadi pupuk organik cair melalui proses fermentasi untuk menghasilkan enzim alami, dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan pertanian organik yang maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H