Mohon tunggu...
Ai hena Nurfatwa
Ai hena Nurfatwa Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Seseorang yang sedang belajar menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Nikmatnya Menjadi Seorang Ibu

28 Desember 2022   10:12 Diperbarui: 28 Desember 2022   10:25 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Wanita adalah makhluk yang lemah. Wanita adalah sosok yang lembut. Lebih tepatnya ketika ia belum menikah dan belum punya anak. Karena ternyata, setelah menikah apalagi punya anak, justru wanita dipaksa menjadi kuat karena harus menanggung banyak beban.


Seorang wanita yang masih single, Ia masih bebas untuk melakukan apapun dan pergi kemanapun. Misalnya saja melakukan perawatan ke salon, atau sekedar jalan-jalan kulineran dan membeli pakaian. Semua itu dilakukan dengan santai tanpa beban.


Namun berbeda ketika seorang wanita menikah lalu menjadi seseorang yang dinamai ibu. Disitulah ia benar-benar diuji. Saat ia mengandung, banyak perubahan yang akan dialami. Mulai dari mual-mual, susah makan, mood yang berubah-ubah. Lalu kandungan semakin besar semakin banyak pula yang dirasa tidak nyaman, misalnya saja sulit berjalan, sulit berdiri atau duduk, sulit tidur, dan kadang kegerahan, kaki tiba-tiba bengkak dan perubahan-perubahan lainnya yang menguji kesabaran.


Tidak cukup sampai disitu, ketika melahirkan, wanita  bertaruh nyawa, antara hidup dan mati. Setelah anaknya lahir, ia pun harus menahan rasa sakit sisa jahitan tapi juga harus menyusui dan itu bukan hal yang mudah. Tidurnya menjadi tidak teratur karena harus bangun setiap malam ketika anaknya menangis minta susu ataupun popoknya kotor karena buang air. Itu semua dilakukan secara terus menerus hingga anak menjadi besar dan mampu mandiri.


Belum lagi ada peribahasa ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Karena ibu merupakan orang terdekat pertama bagi anak, maka ibu lah sebagai sosok pertama yang akan menjadi contoh dan teladan bagi anaknya. Tugas seorang ibu tidak hanya merawat anaknya, tapi juga harus mendidik anaknya dengan baik.


Lalu bagaimana cara mendidik anak dengan baik? Tentu itu tidaklah mudah. Ibu harus mampu memahami karakter anaknya, memperlakukan anaknya dengan lembut dan penuh kesabaran. Tapi juga harus tegas dan mampu mengarahkan anaknya ke arah yang baik.


Susah memang. Dalam situasi yang berbeda, yang terkadang ketika lelah dengan keadaan ataupun tekanan yang dialami seorang ibu, justru anak menjadi sasaran kemarahan. Sekuat apapun mencoba menahan, ia juga manusia biasa yang akan meledak emosinya ketika mendapatkan banyak tekanan. Entah itu dari lelahnya pekerjaan yang dilakukan olehnya yang tidak ada habisnya, atau karena tidak ada dukungan dari sekitarnya. Tidak heran jika banyak kasus seorang ibu yang tega melakukan kekerasan terhadap anaknya. Maka dari itu menjaga kewarasan wanita yang sudah menjadi seorang ibu itu sangatlah penting.


Percayalah menjadi ibu tidaklah mudah! Untuk kalian para wanita apalagi yang sudah menjadi ibu, semoga kalian dikuatkan dan disehatkan lahir bathin. Jangan lupa untuk tetap saling mendukung, jangan saling menjatuhkan. Hargai setiap perbedaan pendapat misalnya saja mengenai pengasuhan, karena setiap ibu memiliki keyakinannya sendiri dalam mendidik anak-anaknya, jika selama apa yang diyakininya itu positif untuk anak-anaknya.

Dan untuk seorang ayah, hargai istrimu yang kini menjadi seorang ibu. Jangan pernah sekalipun menyakitinya. Jangan berniat untuk pergi mencari yang baru karena ia kini terlihat berantakan ketika kau pandang, jarang senyum manja terhadapmu. Semua itu karena menjadi ibu sangatlah berat. Bahagiakan hatinya dengarkan selalu keluh kesahnya tanpa menuntut banyak hal. Karena Ibu yang bahagia dan merasa dicintai, didukung dan dimengerti, insyaallah akan berhasil merawat dan mendidik anak-anaknya dengan sangat baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun