Mohon tunggu...
AIESEC in Surabaya
AIESEC in Surabaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun Press Release AIESEC in Surabaya

AIESEC in Surabaya is one of the Local Committee of AIESEC in Indonesia. AIESEC in Surabaya was established in 2000. Currently, there are more than 70 young people from many universities in Surabaya which becoming active members of AIESEC in Surabaya. We continue to innovate in every activity that we do to develop the skills of each member and make a positive impact on Surabaya and the world.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Mengenal "Toxic Productivity" Melalui Bhattara Edu Series (Berries) AIESEC in Surabaya 2023

17 Juni 2023   12:00 Diperbarui: 17 Juni 2023   12:01 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan “Toxic Productivity” Berries

Surabaya - AIESEC in Surabaya menggelar sebuah kegiatan mengenai edukasi tentang “Toxic Productivity” pada Jumat, 2 Juni 2023. Bhattara Edu Series (Berries) merupakan sebuah program internal dari Talent Management AIESEC in Surabaya yang diarahkan kepada member AIESEC in Surabaya yang bertujuan untuk membina dan memberikan edukasi mengenai hal-hal yang informatif. Pada Berries sebelumnya, Berries dilaksanakan melalui postingan feeds di instagram @nirvanaground mengenai informasi tentang penggunaan HR Tools dan scholarship.

Berries “Toxic Productivity” mengundang faci atau Facilitator dari alumni AIESEC in Surabaya 22.23, yaitu Tasya Octavianes Tarigan yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Local Vice President of Brand Marketing AIESEC in Surabaya pada term 22.23. Dengan sekitar 20 peserta, serangkaian acara Berries “Toxic Productivity” dibuka oleh MC, Jessica Christie yang selanjutnya diambil alih oleh kak Tasya.

Dalam kegiatan “Toxic Productivity” Berries ini kak Tasya membuka materinya dengan beberapa pertanyaan seperti “Apakah anda pernah mengalami sebuah tekanan untuk tetap produktif?”, “Apakah anda pernah membuat ekspektasi yang tidak realistis?” dan beberapa pertanyaan lainnya. Kak Tasya menjelaskan bahwa jika anda pernah mengalami hal tersebut, maka anda pernah atau sedang mengalami Toxic Productivity. Kak Tasya mengatakan bahwa Toxic Productivity merupakan fokus yang tidak baik dan berlebih kepada produktivitas, dimana produktif yang sebenarnya ada keseimbangan antara pekerjaan dan beristirahat. Kak Tasya juga mengatakan bahwa sebaiknya kita lebih memperhatikan kualitas bekerja kita daripada kuantitas dalam pekerjaan kita. Apabila hasil pekerjaan kita berkualitas dengan baik, maka itu jauh lebih baik daripada banyaknya kuantitas pekerjaan yang kita lakukan. Kak Tasya pun memberikan beberapa cara untuk memprioritaskan kesehatan mental kita dari Toxic Productivity, diantaranya adalah dengan menetapkan tujuan dalam suatu pekerjaan yang kita lakukan; melakukan perawatan diri seperti skincare dan melakukan kegiatan yang kita senangi; menetapkan batas-batas seperti hal apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan sesuai dengan kemampuan tiap individu; merangkul ketidaksempurnaan dan berani untuk belajar dari kesalahan masa lalu; dan cara yang terakhir yaitu mengolah lingkungan yang suportif. Nah, dengan cara-cara tersebut, maka kita dapat terhindar dari Toxic Productivity.


Gambar 2. Materi “Toxic Productivity” yang disampaikan oleh Facilitator
Gambar 2. Materi “Toxic Productivity” yang disampaikan oleh Facilitator

Kegiatan “Toxic Productivity” Berries ini tidak hanya penyampaian materi dari Facilitator, namun Berries kali ini juga memberikan kesempatan bagi pesertanya untuk bertanya, berpendapat, dan membagikan cerita mereka terkait dengan Toxic Productivity. Peserta dalam kegiatan Berries kali ini cukup aktif selama kegiatan berlangsung, terbukti dengan ramainya kolom chat zoom dan ada beberapa peserta yang langsung menggunakan fitur “raise hand”. Setelah sesi tanya jawab dan sharing berakhir, maka saatnya kegiatan ditutup dengan dokumentasi bersama para panitia, facilitator, dan para peserta.

Dengan diselenggarakannya “Toxic Productivity” Berries, diharapkan para peserta dapat mengatur waktu mereka dalam berproduktivitas, dan memberikan kesempatan diri mereka untuk beristirahat. Karena sejatinya kita harus lebih memperhatikan kualitas pekerjaan daripada kuantitas pekerjaan kita. (Talent Development AIESEC in Surabaya 23.24)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun