Punya 5 kartu debit dan 2 kartu kredit. Belum lagi uang cash selalu tersedia di dalam dompet, dalam jumlah yang tidak sedikit. Jam 6 pagi badan sudah tercium wangi, lengkap dengan stelan baju kantor yang tak kalah wanginya. Tas model terbaru siap dijinjing, di luar rumah, mobil yang baru saja dicuci sudah menunggu. Itu berarti, sudah saatnya saya untuk berangkat ke kantor.
Di kantor, saya menempati ruangan yang berbeda dengan karyawan lainnya. Luas, nyaman, dan lagi-lagi wangi. Maklum 13 tahun berkarir, saya berhasil menduduki jabatan tinggi dalam sebuah perusahaan media. Sebuah usaha dan perjuangan yang saya syukuri dengan bahagia.
Aiiiiiihhhh .... Itulah memori 2 tahun silam.
Dengan alasan ingin membesarkan anak-anak, saya akhirnya mengalahkan ego saya untuk terus berkarir. Saya memilih menjadi ibu rumah tangga.
Saya saat itu menganggap bahwa pekerjaan ibu rumah tangga, tidaklah sesulit dan seberat pekerjaan saya sebagai jurnalis, yang dituntut memiliki stamina yang prima, daya tembus narasumber yang kuat, jaringan networking yang luas, dan otak yang tidak boleh lelah berpikir. Belum lagi untuk posisi saya saat itu, haruslah punya kemampuan editing sekaligus memimpin anak buah, membaca pasar, dan update berita2 terbaru lebih cepat dan aktual, dan ilmu menejerial yang handal. Jadi, jadi ibu rumah tangga itu mudah.
Kenyataannya....
Saya akhirnya tersadarkan oleh keadaan dan kenyataan. Bahwa persepsi dan cara pandang saya tentang  posisi ibu rumah tangga ternyata salah. Menjadi ibu rumah tangga yang full time, 24 jam sehari mengurus suami, anak-anak dan rumah, ternyata tidaklah semudah seperti yang pernah saya bayangkan selama ini.
Lantas, apa perbedaan antara wanita pekerja dengan ibu rumah tangga. Banyak sekali. Â Tapi, sebelumnya tulisan ini adalah opini pribadi saya berdasarkan pengalaman yang saya alami.
Aktifitas di pagi hari
- Wanita pekerja di kantor : lebih dulu mempersiapkan dirinya. Setelah urusan diri sendiri selesai, dia akan mengecek anak-anaknya yang telah ditangani oleh para pembantu. Makanan biasanya sudah tertata rapi di meja makan. Seluruh keluarga siap menyantap. Tapi, ada juga ibu bekerja yang masih sempat memandikan anaknya.
- Ibu rumah tangga : membangunkan anak-anaknya. Kalau ada yg usia dibawah 7 tahun, si ibu terlibat memandikan si anak. Ikut merapikan anak hingga siap berangkat sekolah termasuk menyiapkan kelengkapan seragam, tas dan isinya, termasuk snack yang akan dibawa ke sekolah. Beberapa ibu langsung terlibat dalam urusan dapur mempersiapkan sarapan pagi. Ia juga sudah mempersiapkan segala keperluan suaminya untuk berangkat kerja.