Pernah lihat Gendruwo?
Hantunya orang Indonesia, yang katanya (orang yang pernah lihat) bentuknya tidak kalah menyeramkan dari teman-temannya sebangsa makhluk halus.
Cerita sedikit tentang mendiang Mbah Uti (Nenek) saya, yang tinggal di desa di daerah Muntilan, Jawa Tengah. Saat itu hari menjelang malam, tepatnya jam setengah enam sore. Kakak laki-laki saya masih bermain di luar rumah.
“Le, ndang mlebu omah. Wis surup. Ngko digondol Gendruwo! (Nak, lekas masuk rumah. Sudah sore. Nanti dibawa Gendruwo!)” teriak Mbah Uti dari balik pintu.
Hal yang sama juga pernah saya dengar dari Ibu saya yang selalu me-wanti-wanti dilarang keluar rumah kalau hari sudah sore.
“Gendruwo itu punya karung. Kalau sudah maghrib, Gendruwo itu keliling rumah, masukin anak-anak yang masih keliaran di luar ke dalam karung. Terus di bawa ke rumahnya di dalam pohon,” kata Ibu saya waktu itu.
Saya mendengar ‘nasehat’ itu sejak masih di TK dan tinggal di Jayapura, Papua. Atau sekitar tahun 70an.
Benar atau tidak, cara tersebut terbukti jitu juga. Saya dan kakak-kakak selalu patuh, dan, sudah berada di dalam rumah, sebelum jam setengah enam sore. ‘Patuh’ karena kami takut dilihatin Gendruwo.
Lantas, seperti apa sih bentuk Gendruwo itu?
Ternyata, kita tidak perlu menjadi indigo atau punya kemampuan indera keenam untuk bisa melihatnya. Anak-anak saya ternyata sudah sangat akrab dengan bentuk dan wajah ‘Gendruwo’.
Penasaran? Tonton saja film buatan Ghibli Studio : My Neighbor Totoro.
[caption id="attachment_160666" align="alignnone" width="600" caption="http://www.cartoonbrew.com"][/caption]
Kisah persahabatan unik antara anak kecil, Mei Kusakabe, dan hantu di belakang rumah barunya, Di film Jepang produksi tahun 1988 ini, mahkluk bertubuh besar, berambut lebat, berkuku panjang ini dan tinggal di pohon besar, disebut Totoro. Mirip sekali dengan penggambaran makhluk halus Gendruwo di Indonesia. Tapi, yang membedakan, Totoro bukanlah makhluk yang menyeramkan, apalagi yang gemar ‘menculik’ anak-anak kecil di sore hari. Tapi, Totoro adalah makhluk riang yang justru menghadiahi Mei dan kakaknya, Satsuki Kusakabe, biji-bijian yang dengan cepat tumbuh menjadi pohon-pohon yang sangat rinbun.
My Neighbor Totoro hanyalah satu darei sekian banyak koleksi film animasi Ghibli Studio yang saya koleksi. Ada film-film lainnya yang sangat imajinatif, edukatif, dan bagus alur ceritanya. Seperti : Spirited Away, Princess Mononoke, Porco Rosso, Ponyo on the Cliff by the Sea, Pom Poko, Lupin III : Castle of Cagliostro, Kiki’s Delivery Service, Laputa : Castle in The Sky, Howl’s Moving Castle, Grave of the Fireflies, The Cat Returns, dan masih banyak lagi.
[caption id="attachment_160660" align="alignnone" width="400" caption="http://www.cartoonbrew.com"]
Ditengah serbuan film-film animasi Hollywood, film-film ini memberikan warna yang berbeda pada isi dan alur ceritanya. Sangat layak untuk dikoleksi. Film-film produksi Ghibli Studio ini juga sangat baik untuk dipertontonkan di depan anak-anak kita.
Jadi, nggak mengherankan ketika Mbah Kakung di Yogya menasehati anak-anak saya (cucu-cucunya), “Hayo, jangan main di luar rumah. Nanti dimasukkan karungnya Gendruwo.”
Anak-anak pun menjawab, “asyiiiiikkkk…. Saya mau ketemu Totoro, Mbah!”
Piiiissssss….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H