Komunikasi merupakan salah satu pilar utama dalam mendukung pertumbuhan sektor pariwisata di Indonesia.
Dalam era digital yang serba cepat ini, pelaku industri pariwisata dituntut untuk mampu menyampaikan informasi secara jelas, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan wisatawan.
Komunikasi pariwisata adalah aktivitas menyampaikan informasi tentang destinasi wisata, aksesibilitas, dan sumber daya pariwisata kepada wisatawan.
Komunikasi pariwisata memiliki peran penting dalam industri pariwisata, di antaranya: Memasarkan destinasi wisata, Menginformasikan aksesibilitas, Menyiapkan konten pesan tentang destinasi dan sumber daya pariwisata, Meningkatkan daya tarik bagi para konsumen untuk ke tempat wisata.
Menurut data terbaru dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, komunikasi strategis melalui berbagai platform, baik tradisional maupun digital, telah meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 12% pada tahun ini. Platform seperti media sosial, situs web resmi destinasi, hingga aplikasi perjalanan kini menjadi alat komunikasi utama untuk menarik perhatian wisatawan.
"Komunikasi tidak hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan pengalaman. Wisatawan modern menginginkan interaksi yang personal dan responsif, baik sebelum, selama, maupun setelah perjalanan mereka," ujar Rini Setiawan, seorang konsultan komunikasi di sektor pariwisata.
Beberapa jenis komunikasi pariwisata, di antaranya:
- Komunikasi transportasi pariwisata, memberikan informasi transportasi yang bisa digunakan untuk menuju tempat wisata
- Komunikasi visual pariwisata, memberikan informasi tentang persiapan yang sudah dibuat, seperti pentas seni dan tempat yang bisa bebas berekreasi
- Promosi pariwisata melalui media sosial, media sosial menjadi salah satu alat promosi tertinggi dalam bidang pariwisata. Wisatawan atau konsumen dapat membagikan pengalaman mereka di media sosial.
- Penggunaan bahasa Inggris, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang sangat lazim digunakan dalam dunia pariwisata yang digunakan oleh pemadu wisata untuk berkomunikasi dengan wisatawan asing.
Selain itu, komunikasi lintas budaya juga menjadi tantangan yang harus diatasi. Pelaku pariwisata perlu memahami perbedaan budaya, bahasa, dan kebiasaan wwisatawan dari berbagai negara. Ini penting untuk memberikan pelayanan yang memuaskan sekaligus menghindari kesalahpahaman yang dapat merusak reputasi destinasi.
Di sisi lain, pelatihan komunikasi untuk pemandu wisata, pengelola destinasi, dan tenaga kerja di sektor pariwisata menjadi investasi penting. Hal ini membantu mereka untuk lebih siap dalam menghadapi dinamika kebutuhan wisatawan global.
Dengan berkembangnya teknologi, komunikasi visual juga semakin dominan. Video promosi, virtual tour, dan konten kreatif berbasis media sosial menjadi cara efektif untuk memperkenalkan keindahan alam dan budaya Indonesia kepada dunia.