Mohon tunggu...
Aidil Muladoh
Aidil Muladoh Mohon Tunggu... -

vamos

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hari Kerja Untuk Urus Rakyat Bukan Urus Partai

13 Maret 2014   23:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena Joko Widodo terus berkibar sejak tahun 2012 lalu. Yaaa nama itu mudah diingat publik dengan hanya menyebut “Jokowi” bekas Walikota Solo yang katanya sangat dekat dengan rakyatnya. Sepanjang pengetahuan saya Jokowi mulai diperbincangkan publik ketia dirinya menjadi Walikota untuk kali kedua kepemimpinannya. Paling heboh adalah saat mobil yang katanya buatan tangan siswa sekolah kejuruan yang diberi nama “Esemka” kemudian dipolitisasi oleh Jokowi. Kenapa saya katakana demikian, karena sejak kemunculan mobil itu tak henti media massa (entah sudah dikondisikan atau belum) tiap hari mengulas mobil itu. Bukan mobilnya yang hebat namun ada agenda lain yaitu memboomingkan nama Jokowi.

Benar saja, sejak saat itu publik termasuk saya mencari tahu siapa tokoh yang tampilannya sangat ndeso ini mampu menyihir publik dengan kesederhanaannya. Puncaknya adalah bukannya mobil Esemka yang popular tapi nama Jokowi yang kian dikenal luas. Hanya kebetulan mobil itu dibuat di sekolahan yang lokasinya ada di Solo. Bagi yang memperhatikan dengan seksama pasti tahu kalau kemunculan Jokowi di mobil itu adalah bagian dari agenda setting untuk mempopulerkan namanya.

Ketenaran beranjak saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta digelar pada tahun 2012. Semua tidak menyangka sama sekali akhirnya Jokowi mendaftarkan diri menjadi salah satu cagub. Tidak tanggung-tanggung, Jokowi yang berasal dari Solo menantang Gubernur petahana saat itu. Karena luasnya pemberitaan media massa yang sangat mendukungnya Jokowi mampu menaklukan Gubernur petahana dalam dua putaran. Saya, mungkin juga Anda kaget dengan fenomena massifnya dukungan media massa kepada Jokowi saat itu. Ditambah kemenangan yang spektakuler atas pejabat petahana. Sekali lagi publik tak menyangka dengan cepatnya popularitas Jokowi.

Sebentar lagi Jokowi akan menggenapi dua tahun kepemimpinannya di Jakarta. Disaat warga Jakarta yang mau tidak mau suka dengan gaya kepemimpinannya, keluar masuk gang rumah wwrga, inspeksi mendadak kantor-kantor Kelurahan dan Kecamatan, dan gaya pemimpin yang mendengar rakyatnya sontak membuatnya digadang menjadi Calon Presiden!. Siapapun kita pasti terperanjat dengan kabar itu. Belum dua tahun kepemimpinan di Jakarta yang masih belum memberikan hasil yang maksimal saja dirinya sudah mau didorong oleh sebagaian elit partainya bernaung menjadi Capres.

Tidak hanya PDIP tempatnya berasal, Jokowi juga didukung oleh elemen rakyat yang mengatasnamakan Relawan, Simpatisan, Rakyat biasa(mungkin juga memang sudah dikondisikan) untuk menjadi Presiden 2014 ini. Beragam cara dilakukan pendukungnya untuk membuat opini publik seolah rakyat mendukungnya. Mulai dari banyaknya relawan di sosial media, media massa yang cenderungmemberitakan terus menerus tanpa ada kritik, sampai aksi simpatik yang kerap digelar saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jakarta maupun kota-kota lainnya di Indonesia. Sayang sekali HBKB yang diperuntukkan warga berolahraga, jalan-jalan santaui menghirup udara pagi dikotori oleh aksi politis dari pendukung Jokowi. Anehnya ini dibiarkan oleh Jokowi.

Paling heboh itu kemarin, Jokowi pergi bersama Ketua Umum partainya ke Blitar, Jawa Timur untuk berziarah ke makam Bung Karno yang notabene ayah kandung dari Ketua Umum PDIP. Menghebohkan karena Jokowi yang biasanya di hari kerja selalu ada di Balaikota untuk memulai blusukan ternyata ‘terbang’ ke daerah orang lain. Kita menyayankan sikap Jokowi kemarin yang meninggalkan daerah yang dipimpinnya untuk pergi dalam rangka urusan partai. Setahu saya Kepala Daerah yang dari kader partai itu menggunakan waktu untuk partainya di hari libur kerja bukan saat hari kerja. Tidak etis rasanya Jokowi pergi ziarah di hari kerja dan tidak ada urusannya dengan Jakarta. Kita bisa katakana itu pasti kepentingan politik karena desas-desus terdengar Jokowi diantar Megawati Soekarnoputri untuk ziarah dulu ke makam Bung Karno sebelum mendeklarasikan dirinya menjadi Capres.

Pesan saya kepada Jokowi, partainya, dan pendukungnya janganlah menggunakan hari kerja untuk kepentingan partai. Jokowi belum selesai menepati janjinya untuk memimpin Jakarta lima tahun. Kerja Anda belum sama sekali dimulai. Proyek-proyek besar baru sebatas pemasangan tiang pancang, jauh sama sekali dari selesai. Ingat saat kampanye Pilgub 2012 Jokowi pernah berucap akan memimpin Jakarta selam lima tahun dan hanya focus untuk Jakarta. Tapi kini rupanya Jokowi terlalu nafsu untuk segera pindah kantor ke Istana Negara. Mudah-mudahan hal itu TIDAK terwujud dan Jokowi tetap tinggal di Balaikota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun