Mohon tunggu...
Aidil Dzikkry
Aidil Dzikkry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Muhammad Aidil Dzikkry. Teman-teman bisa memanggil saya Aidil. Saya lahir di Kota Tangerang, 22 November 2004, saya merupakan anak ke-2 dari dua bersaudara, Kaka saya bernama Ahmad Asyad Al-Ghifari. Kami berdua anak dari pasangan Nurjaya dan Aan Hanifah. Pekerjaan Bapak saya adalah seorang Guru honorer di sekolah MI Birrul Walidain, sedangkan Ibu saya adalah seorang Guru honorer di Taman Kanak-kanak (TK) yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal kami. Mengenai kepribadian, saya memiliki sifat yang ramah, baik hati namun terkadang pendiam, saya juga tipe orang yang mau bekerja keras dalam belajar maupun pekerjaan sampingan (Freelance) yang sedang saya jalani agar pembelajaran atau pekerjaan tersebut bisa menghasilakn sesuatu yang maksimal sesuai dengan apa yang saya impikan. Namun saya juga memiliki sifat yang buruk. Saya manja, terkadang juga pemalas dan masih sering egois bahkan saya mudah terpancing emosi. Sampai saat ini, saya berusaha untuk menghilangkan sifat-sifat buruk tersebut. Saat saya berusia 6 tahun, saya mengawali Pendidikan di MI Birrul Walidain, setelah lulus saya melanjutkan Pendidikan di MTsN 3 Kota Tangerang. Setelah saya lulus dari MTsN 3, saya melanjutkan Pendidikan di MA Tarbiyah Islamiyah Kota Tangerang. Saat duduk di kelas XI MA, saya pernah mengikuti kejuaraan Pencak Silat tingkat Nasional di Banten (Banten Championship 2), saya berhasil mendapatkan juara 3 kategori Fighter dalam kejuaraan tersebut. Selain itu, saya juga aktif dalam organisasi yang ada di sekolah saya. Saya aktif di HIPTI (Himpunan Pelajar Tarbiyah Islamiyah) sebagai anggota, tidak hanya HIPTI, saya juga aktif di Pramuka sampai tingkat Bantara. Saat ini saya sudah lulus dari MA Tarbiyah Islamiyah dan masuk ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) jurusan Ekonomi Pembangunan. Saya sangat bersyukur telah diterima di Universitas tersebut dan saya sangat bangga telah menjadi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "The Nun 2"

19 September 2023   13:34 Diperbarui: 19 September 2023   13:37 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

FILM THE NUN 2
Film The Nun 2 mengambil latar Prancis pada tahun 1956. Kisah The Nun 2 diawali dari pembunuhan seorang pendeta yang kemudian menyebarkan teror. Suster Irene yang diperankan Taissa Farmiga kembali berhadapan dengan kekuatan jahat yang sangat besar, Valak, sang biarawati iblis. Kali ini, Suster Irene kembali menghadapi kejahatan yang lebih mengerikan. Dia bersama Suster Debra dalam sebuah misi membawa mereka ke sejumlah tempat. Misi mereka adalah melacak dan menghentikan Valak. Perjalanan mereka membawanya ke sebuah biara tua yang telah diubah menjadi sekolah perempuan. Namun, mereka dengan cepat menyadari bahwa ada yang tidak beres dalam sekolah itu. 

Ternyata iblis tersebut masih ada dan bersembunyi pada tubuh Maurice yang merupakan teman dari Suster Irene. Dia bekerja sebagai karyawan di sekolah tersebut. Sesuatu hari, Suster Irene dan Suster Debra diundang ke sebuah dusun di Prancis untuk menolong seorang pria yang terganggu oleh arwah jahat. Saat mereka datang di dusun itu, mereka temukan jika pria itu bukan salah satu yang dihantui oleh arwah jahat. Dusun itu rupanya terkuasai oleh kemampuan iblis yang kuat. 

Suster Irene dan Suster Debra harus bekerja bersama untuk menyingkirkan arwah jahat itu dari dusun. Tetapi, mereka tidak mengetahui jika arwah jahat itu rupanya ialah Valak. Tujuan misi mereka adalah melacak dan menghentikan Valak. Perjalanan mereka membawa mereka ke sebuah biara tua yang telah diubah menjadi sekolah perempuan. Namun, segera mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres di sekolah tersebut. 

Ternyata, Valak masih ada dan bersembunyi di dalam tubuh Maurice, seorang teman dari Suster Irene yang bekerja sebagai karyawan di sekolah tersebut. Valak dulunya adalah seorang malaikat yang dicabut kekuasaannya oleh Tuhan, menjadikannya salah satu kekuatan jahat paling kuno dan menyeramkan sepanjang masa. Hal itulah yang membuatnya merasa marah hingga berusaha meneror banyak orang demi mendapatkan keinginannya. Iblis yang muncul di film ini juga bukan hanya Valak. 

Ada iblis lain yang juga tampil, tapi, terornya tidak semengerikan Valak. Di film pertamanya, tak dijelaskan secara pasti tujuan dari Valak merasuki tubuh Maurice. Namun, akhirnya terungkap alasannya untuk mengincar relik dari orang yang dikuduskan Tuhan untuk mendapatkan kekuatannya kembali sebagai mantan malaikat. Mata Santa Lucia pun diincar oleh Valak dan nyatanya berhasil dipakai oleh sang iblis. Hal ini terbukti lewat mata Valak yang berwarna kuning terang dan sempat akan membakar Suster Irene. Film ini mempunyai visual yang mengerikan, khususnya saat tampilkan arwah jahat Valak, dan juga mempunyai beberapa jump scare yang efisien, yang sanggup membuat penonton terkejut dan ketakutan.

Film the Nun 2 ini pas untuk fans film seram supernatural yang menyenangi visual yang mengerikan dan jump scare yang efisien. Film ini mempunyai jalan cerita yang lumayan menarik, dan sanggup membuat pemirsa ingin tahu untuk selalu meng ikutinya.

Tetapi, film ini mempunyai beberapa kekurangan, misalnya: 

1.Tempo yang lamban. Film ini mempunyai tempo yang cukup lamban, khususnya pada awal film. Ini membuat film ini berasa sedikit menjemukan. 

2.Plot yang klise. Plot film ini cukup klise, dan tidak ada beberapa surprise yang dijajakan. 

3.Karakter yang kurang berkembang. Watak-karakter di film ini kurang berkembang, dan tidak tinggalkan kesan-kesan yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun