Mohon tunggu...
Aidil Akbar
Aidil Akbar Mohon Tunggu... -

Perencana Keuangan, mulai takut ketinggian tapi suka bgt terbang & nembak, baru nyoba gowes, doyan gym, movies, food & kuliner, cooking, traveling, doyan ngomong & sharin, nulis artikel, buku & blog

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bensin Rp. 7600 Itu Bukan Turun Yaaaa

12 Januari 2015   19:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:18 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuma mau mengingatkan aja..... Anda yang baca ini boleh setuju boleh tidak setuju dengan statement tersebut diatas.Kalo ngak setuju mendingan ngak usah dibaca terus blognya kan.Well, kenyataan adalah Pemerintah memberikan “Kado Tahun Baru” dengan cara membuat bensiun premium menjadi Rp. 7600.Berita perubahan harga ini memang tertutup dengan berita duka kecelakaan pesawat udara sehingga tidak menjadi perhatian utama oleh masyarakat, karena focus masih kepada pencarian dan penyelamatan korban.

Saya dengar banyak orang bergembira bahwa katanya “bensin turun” weits nanti duluu… jangan seneng duluuuu…Mari kita luruskan dulu hal ini.Harap diingat bahwa BBM alias Bensin Premium harganya menjadi Rp. 7600 itu bukan turun.BBM tetap naik, yes betul BBM tetap naik dari harga semula yang Rp. 6500.Tapi kalau sebelumnya kenaikan mencapai lebih dari 30%, maka kenaikan bensin sekarang menjadi “hanya” hampir 17% saja.Ngerti? Masih mau bilang BBM turun?

Tapi, kalau dilihat dipasar, apakah kemudian harga-harga barang khususnya kebutuhan pokok yang “terlanjur” naik ikutan turun?Harga-harga yang terlanjur naik tersebut (berapapun kenaikannya) mengikuti patokan kenaikan bensin yang 30% tersebut, apakah kemudian akan ikutan turun menjadi hanya setengahnya saja?Menarik dan mari kita amati bersama, meskipun kita semua tau berkaca dari pengalaman, jarang sekali harga yang sudah naik kemudian jadi turun.

Kenaikan tersebut baru dihitung dari kenaikan BBM saja.Belum lagi menghitung dari kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), maupun kenaikan Gas LPG, untuk 2 ini agak aneh kok ngak dirame-ramein seperti kenaikan BBM kemarin ya?? Tumben diem-diem adem anyem, apa takut rakyat tereak?.Nah, kalo ditotal semua, bisa dibayangkan berapa besar dan berat beban hidup yang harus kita tanggung di tahun 2015 ini.

Coba dihitung deh, LPG tabung 12 kg naik sekitar 17% juga.Sementara TDL alias tariff listrik yang naik dan ikutan berubah naik turun setiap bulan disesuaikan dengan beberapa hal yaitu: Kurs Rupiah, Harga Minyak dan Inflasi Indonesia.Artinya dengan kata lain, ditahun 2015 ini, apabila harga minyak dunia naik lagi, maka BBM pun akan ikut naik lagi, dan TDL bisa jadi ikutan naik, sehingga unsur ketidak pastian dalam pengelolaan keuangan keluarga menjadi tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS), baru saja merilis data per tanggal 2 January 2015 kemarin, bahwa inflasi Indonesia sampai bulan Desember total inflasi tahun kalender 2014 adalah sebesar 8.36%.Seperti yang kita ketahui bersama bahwa komponen dari perhitungan total inflasi, yang membentuk angka 8.36% ini tidak hanya konsumsi makanan dan transportasi saja, tapi juga dibagi dengan inflasi kesehatan, pendidikan dan lain-lain yang secara persentase lebih rendah, belum lagi pembobotannya (belum ketemu metode perhitungannya sampai saat ini) .Hal ini mengakibatkan angka inflasi yang “hanya” 8.36% ini terlihat kecil dan tidak masuk akal dibandingkan kenaikan rata-rata harga kebutuhan pokok di lapangan, misalnya di pasar induk.

Kalau tidak percaya silahkan anda belanja sendiri ke pasar dan lakukan perhitungan dari bujet belanja anda setiap bulan.Lakukan perbandingan antara belanja sebelum-sebelumnya dengan belanja bulan ini dan bulan depan.Apabila anda perhatikan struk belanja bulanan anda, antara bulan September 2014 sampai dengan bulan January 2015 anda akan melihat kenaikan yang cukup significant.Belum lagi kedepannya.

Bagi masyarakat kelas menengah keatas mungkin biaya hidup tidak berubah secara significan.Tapi bagi masyarakat menengah kebawah, hal ini bisa jadi pertarungan antara hidup dan mati.Kalau katanya ada 30% penduduk kelas menengah dan 10% kelas menengah dan atas dari 245 juta penduduk Indonesia.Artinya ada sekitar 60% dari 245 juta penduduk Indonesia, atau sekitar 147 juta jiwa yang akan menjerit karena kondisi ini.

So?Selamat ikat pinggang bersama di 2015, semoga lekas berlalu.

Pengen belajar kelola keuangan sendiri atau investasi yang benar, bisa liat info dibawah ini:

Kalau Cuma mau tau tentang reksadana, daripada salah invest & salah pilih, ada workshop #CMFC Reksadana tanggal 17 January nya bisa diliat disini >> http://bit.ly/MF17JN

Kalau Cuma mau belajar mengelola keuangan yang baik, kebetulan ada workshop pertama #CPMM di tahun 2015 tanggal 18 January 2015 besok, info bisa diliat disini >> http://bit.ly/PM18JN

Kalau mau serius ilmu yang lebih lengkapnya, bisa ikutan kelas Basic FPnya mulai tgl 24 January, info bisa diliat disini >> bit.ly/BFP24J

Pengen bisa berkomunikasi yang memikat & menghipnotis orang, untuk kerjaan, pasangan, presentasi, jualan dll?Bisa cek workshop tgl 25 January, info disini >> bit.ly/25npjn

Komplit kan?Mau tanya-tanya dulu boleh aja, lewat telp di 021-44635752, kalau ngak enak lewat telpon bisa lewat BBM add aja PIN nya di PIN 762FCF32.

Jangan terlambat, ACT NOW!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun