Mohon tunggu...
Aidila Sabila
Aidila Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A hard worker and responsible

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Muda Enggan Menikah: Pengaruh Maraknya Kasus Perselingkuhan

10 Juni 2024   23:11 Diperbarui: 13 Juni 2024   17:39 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digital ini, semakin banyak generasi muda yang menghindari pernikahan. Salah satu alasan utama adalah banyaknya kasus perselingkuhan yang marak di masyarakat. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar: mengapa generasi milenial semakin skeptis terhadap pernikahan?

Kasus perselingkuhan sering kali menjadi sorotan media, baik melalui berita, media sosial, maupun platform berbagi pengalaman pribadi. Eksposur ini menciptakan narasi bahwa perselingkuhan adalah hal yang umum terjadi dalam pernikahan. Hal ini tentu saja mempengaruhi pandangan generasi muda terhadap komitmen jangka panjang.

Banyak milenial yang tumbuh di lingkungan di mana mereka menyaksikan langsung dampak negatif perselingkuhan, baik dalam keluarga mereka sendiri maupun di sekitar mereka. Pengalaman-pengalaman ini membentuk persepsi mereka tentang pernikahan sebagai hubungan yang rentan terhadap pengkhianatan dan rasa sakit.

Seperti yang kita ketahui, generasi milenial merupakan generasi yang skeptis dan kritis dalam pengambilan keputusan, salah satunya adalah keputusan untuk menikah. Tidak sedikit dari generasi milenial yang lebih memilih untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan daripada menghadapi kemungkinan mengalami perselingkuhan. Ketakutan akan ketidakpastian ini diperparah oleh kasus-kasus perselingkuhan dimedia sosial yang sering kali berakhir dengan perceraian dan konflik yang berkepanjangan.

Media sosial memiliki peran besar dalam membentuk persepsi generasi muda tentang pernikahan. Banyak platfrom media sosial yang sering kali menampilkan dua sisi ekstrem terkait pernikahan, yaitu: pernikahan yang ideal dan bahagia atau pernikahan yang penuh dengan perselingkuhan dan konflik. Akibatnya pernikahan kini dilihat sebagai suatu pilihan, bukan keharusan.

Rasa takut menikah yang terjadi pada generasi milenial saat ini adalah karena mereka jauh dari gambaran penerapan syariat Islam dalam pernikahan. Penerapan syariat Islam akan melahirkan ketenangan dan ketenteraman sebagaimana Allah jelaskan tentang tujuan pernikahan dalam QS Ar-Rum: 21, yang artinya :

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Oleh karena itu, penting bagi kita semua, terutama generasi muda, untuk tidak kehilangan harapan dalam membina pernikahan meskipun banyak kasus perselingkuhan yang kerap menghiasi berita dan cerita di sekitar kita. Kita harus ingat bahwa setiap hubungan memiliki tantangan uniknya sendiri. 

Alih-alih menjadi sinis, kita dapat memilih untuk menjadi orang yang lebih bijak dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan. Meski banyak kisah pahit tentang perselingkuhan, kita tidak boleh menyerah untuk membangun hubungan yang penuh cinta dan rasa hormat. Mari tetap optimis dan senantiasa berusaha untuk menjadi pribadi yang setia, karena pada akhirnya, kebahagiaan dalam pernikahan akan menjadi cerminan dari usaha dan komitmen kita sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun