Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ekonomi Gig 2025 dan Transformasi Konsep Resource-Based View

27 April 2025   10:00 Diperbarui: 27 April 2025   11:00 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ojek online sebagai bentuk ehonomi gig. (SHUTTERSTOCK/GeorginaCaptures via Kompas.com)

Dalam ekonomi gig, perusahaan tak lagi mengelola pekerja secara tradisional. Mereka hanya mengelola sistem untuk menghubungkan pekerja lepas dengan pekerjaan yang sesuai.

Bukan Lagi Kepemilikan, Tapi Pengelolaan

Dalam ekonomi gig, kepemilikan sumber daya manusia bukan lagi fokus utama. Data dan teknologi jadi aset yang lebih berharga. Platform besar mengandalkan sistem data dan algoritma untuk menghubungkan pekerja lepas dengan pekerjaan yang sesuai. 

Data penting untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan algoritma dalam mengoptimalkan penugasan kerja.

Contohnya, Sribulancer menggunakan algoritma untuk mencocokkan rating dan profil pekerja dengan proyek yang sesuai. Perusahaan tidak memiliki pekerja. Tapi mengelola sistem yang menyatukan pekerja dengan pekerjaan. 

Pengelolaan data tentang kemampuan, pengalaman, dan rating pekerja jadi sangat penting.

Teknologi ini memungkinkan pekerja lepas meningkatkan reputasi lewat rating yang baik. Perusahaan bisa mendapat pekerja yang tepat tanpa harus mempertahankan mereka sebagai karyawan tetap. 

Insentif finansial, seperti bonus untuk pekerja dengan rating tinggi, juga mendorong pekerja untuk menjaga performa mereka. Platform hanya menyediakan sarana untuk bertemu antara pekerja dan klien.

Relevansi RBV yang Bertransformasi

Meski ekonomi gig dan RBV terlihat bertentangan, RBV tetap relevan meski telah bertransformasi. 

Dalam ekonomi gig, perusahaan masih bisa mengaplikasikan prinsip RBV dengan mengelola sumber daya yang langka dan sulit ditiru. Teknologi dan data jadi sumber daya strategis yang tak mudah ditiru pesaing.

Contohnya, algoritma yang mencocokkan pekerja dengan pekerjaan jadi sumber daya sangat berharga. Teknologi ini memberi keunggulan kompetitif yang tidak mudah diperoleh pesaing. 

Selain itu, data tentang pekerja terampil dan kemampuan untuk mengaksesnya juga penting. Makin banyak data yang dimiliki, makin baik kemampuan perusahaan dalam mencocokkan pekerja dengan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun