Teaser Oscar 2025, Emilia Perez dominasi nominasi terbanyak, namun persaingan sengit film terbaik, genre baru, representasi beragam terkuak.
Setiap tahun, Piala Oscar selalu jadi ajang bergengsi bagi pecinta film. Ini bukan sekadar penghargaan, tapi juga cerminan tren, budaya, dan perubahan sosial.
Tahun 2025, perhatian tertuju pada Emilia Perez, film karya Jacques Audiard. Film ini mencetak rekor sebagai film non-Inggris dengan nominasi Oscar terbanyak: 13 kategori.
Tapi apakah Oscar tahun ini hanya soal Emilia Perez? Tentu tidak.
Meskipun film ini mencuri perhatian, persaingan tetap ketat. Anora, Conclave, dan The Brutalist juga jadi kandidat kuat untuk Film Terbaik.
Selain itu, ada tren baru yang menarik. Genre horor dan film eksperimental mulai mendapat pengakuan lebih besar.
Jadi, apa yang membuat Emilia Perez begitu spesial? Siapa pesaing terberatnya? Dan bagaimana Oscar 2025 menunjukkan perubahan di dunia film?
Kenapa Emilia Perez Begitu Spesial?
Sejak masuk nominasi, Emilia Perez langsung jadi perbincangan. Film ini bukan hanya bagus, tapi juga bersejarah.
1. Rekor Nominasi untuk Film Non-Inggris
Menurut BBC, Emilia Perez memecahkan rekor nominasi Oscar untuk film non-Inggris. Sebelumnya, Roma (2018) mendapat 10 nominasi, dan Parasite (2019) menang Film Terbaik.
Dengan 13 nominasi, Emilia Perez membuktikan film non-Inggris bisa bersaing di level tertinggi.
2. Karla Sofía Gascón dan Representasi LGBTQ+
Oscar 2025 mencatat sejarah dengan nominasi Karla Sofía Gascón di Aktris Terbaik. Menurut Upthrust, dia adalah aktris transgender pertama yang masuk kategori utama Oscar.
Ini langkah besar untuk representasi LGBTQ+ di Hollywood. Tapi, ada kontroversi. Beberapa tweet lamanya menuai kritik, seperti dilaporkan BBC. Meski begitu, nominasi ini tetap bersejarah.
Pesaing Berat di Oscar 2025
Meskipun Emilia Perez jadi sorotan, kemenangannya belum tentu pasti. Beberapa film lain juga punya peluang besar di kategori Film Terbaik.
1. Anora: Favorit Berdasarkan Statistik
Film pemenang penghargaan industri biasanya punya peluang besar di Oscar. Anora sudah menang di Producers Guild of America (PGA) dan Screen Actors Guild (SAG). Menurut AwardsWatch, dua penghargaan ini sering jadi indikator kemenangan Oscar.
2. Conclave: Kandidat yang Tidak Bisa Diremehkan
Walaupun tak sepopuler Emilia Perez atau Anora, Conclave tetap punya peluang. Film ini kuat di kategori Skenario Adaptasi dan Penyutradaraan. Val Morgan menyebut Conclave sebagai pesaing serius di Oscar 2025.
3. The Brutalist: Karya Artistik yang Memikat
Sinematografinya unik, visualnya artistik, dan kritik pun memujinya. The Brutalist menambah variasi dalam nominasi Film Terbaik. Menurut Upthrust, film ini bukti Oscar semakin terbuka pada gaya arthouse.
Genre dan Representasi yang Berubah
Oscar 2025 menunjukkan perubahan penting dalam cara Akademi memilih pemenang.
1. Film Horor dan Thriller Kini Diakui
Biasanya, film horor jarang masuk nominasi utama di Oscar. Tapi The Substance membuktikan tren mulai berubah. Film karya Coralie Fargeat ini masuk nominasi Sutradara Terbaik. Upthrust melaporkan bahwa ini langkah besar bagi genre horor. Situasinya mengingatkan pada The Silence of the Lambs (1991), satu-satunya film horor yang pernah menang Film Terbaik.
2. Keberagaman Representasi Semakin Kuat
Oscar sering dikritik kurang inklusif dalam keberagaman ras dan gender. Tapi sejak Parasite menang pada 2020, ada perubahan nyata. Tahun ini, nominasi untuk Emilia Perez dan Karla Sofía Gascón menunjukkan langkah konkret ke arah inklusivitas. BBC mencatat bahwa Oscar 2025 makin terbuka terhadap representasi yang lebih luas.
3. Penghargaan bagi Inovasi dalam Bercerita
Akademi kini lebih menghargai film dengan pendekatan unik. The Brutalist adalah contohnya. Film ini memakai sinematografi tak biasa dan narasi eksperimental. Val Morgan menyebutnya sebagai bukti bahwa Oscar makin menghargai inovasi dalam penceritaan.