Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Antara Tony Blair, Tony Kroos, dan Tony Stark di Danantara

25 Februari 2025   19:53 Diperbarui: 25 Februari 2025   19:53 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair di London, 2021. (Dokumentasi Humas Kemenko Marves via Kompas.com)

Fakta ini memicu pertanyaan etis. Apakah sosok dengan masa lalu kontroversial layak menjadi bagian dari wajah investasi Indonesia? 

Tapi, dari sudut pandang pragmatis, koneksi Blair dengan tokoh-tokoh bisnis dan politik dunia bisa menjadi kartu as Danantara untuk menembus pasar global. 

Seperti Tony Kroos yang dikenal sebagai pengumpan ulung, Blair diharapkan mampu mengoper bola kepada investor asing yang selama ini ragu menanamkan modal di Indonesia.  

Tantangan Transparansi dan Persepsi Publik

Membangun kepercayaan publik memang tak semudah menendang bola ke gawang kosong. 

Salah satu kritik utama terhadap Danantara adalah komposisi dewan pengawasnya yang didominasi faktor politis, seperti Erick Thohir dan Muliaman Hadad (Katadata). 

Rudiyanto dari Panin Asset Management mengingatkan bahwa fokus utama SWF seharusnya adalah menghasilkan imbal hasil investasi, bukan melayani agenda politik.  

Di sinilah transparansi menjadi kunci. Dengan melibatkan KPK, BPK, dan PPATK dalam pengawasan keuangan, Danantara harus menjawab keraguan publik. 

Namun, tanpa komunikasi yang jelas dan konsisten, skeptisisme tetap sulit dihilangkan. Kembali ke tesis awal saya, bahwa dana besar bukan jaminan sukses. Yang penting, siapa yang pegang ini barang, dan bagaimana mereka mengelolanya.  

Di tengah pro dan kontra, potensi Danantara tetap besar. Jika dikelola dengan baik, investasi di sektor energi terbarukan yang tumbuh 15% per tahun sejak 2020 dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia (Kontan). 

Model sukses seperti Government Pension Fund Global Norwegia, yang kini mengelola US$ 1,4 triliun, bisa menjadi inspirasi, terutama dalam hal reinvestasi keuntungan untuk pertumbuhan jangka panjang (Kontan).  

Penutup

Kisah Tony Blair di Danantara adalah tentang peluang dan tantangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun