Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Belanja Hemat di Tengah Gempuran Promo Lebaran

6 Februari 2025   20:00 Diperbarui: 6 Februari 2025   18:42 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deretan lembar informasi potongan harga untuk produk pakaian ditawarkan kepada pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan di Tangerang. (KOMPAS/PRIYOMBOD

Mengenal fenomena belanja menjelang Lebaran, tips berhemat, dan cara cerdas menghadapi promo yang menggoda.

Setiap tahun menjelang Hari Raya, kita semua merasakan kegembiraan dan kekhawatiran yang bercampur. 

Kegembiraan karena momen spesial ini memang selalu dinanti, tetapi juga ada kekhawatiran yang datang tiba-tiba. Apakah belanja kita kali ini sudah cukup bijak? 

Dengan promo-promo yang menggoda dan diskon besar-besaran, apakah kita benar-benar membeli apa yang dibutuhkan, atau malah hanya terjebak dalam belanja yang membuang-buang uang?

Mengapa Kita Terjebak Dalam Promo?

Coba diingat-ingat, apakah kamu pernah merasa terpicu untuk membeli sesuatu yang tidak terlalu kamu butuhkan hanya karena promo besar-besaran? 

Ini adalah fenomena yang sudah biasa kita alami, terutama saat menjelang Hari Raya. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada kamu, tetapi juga pada banyak orang di Indonesia.

Menurut data yang dilansir oleh Tokopedia dan TikTok melalui kampanye “Ramadan Ekstra Seru” menjelang Lebaran 2024, belanja online mengalami lonjakan yang cukup signifikan. 

Terutama pada kategori fesyen dan kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain, Katadata.co.id juga mencatatkan bahwa belanja fesyen saja meningkat 39,5% selama Ramadan 2024. 

Semua ini mencerminkan pola psikologi konsumen yang terpengaruh oleh promo dan diskon terbatas. 

Kecenderungan ini disebut dengan pembelian impulsif, yang banyak dipicu oleh rasa takut kehilangan kesempatan atau FOMO (Fear of Missing Out).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun