Pasca STY, Jeje sang penerjemah hadapi persimpangan karir. Lima opsi menanti, dari pundit hingga konten kreator.
Ketika kabar pemecatan Shin Tae-yong mengguncang dunia sepak bola Indonesia, banyak yang bertanya-tanya tentang masa depan Timnas.Â
Namun, ada satu pertanyaan yang jarang muncul: bagaimana nasib Jeong Seok-seo alias Jeje, penerjemah setia STY?Â
Sebagai "orang di balik layar," Jeje memainkan peran penting dalam menjembatani komunikasi antara pelatih Korea Selatan ini dengan para pemain Indonesia. Â
Pemecatan STY bukan hanya soal pergeseran taktik di lapangan, tetapi juga membawa dampak besar bagi mereka yang bekerja di belakang layar, seperti Jeje.Â
Kali ini, kita akan melihat sisi yang sering terlupakan: bagaimana seorang Jeje bisa melanjutkan karirnya dengan memanfaatkan potensi besar yang ia miliki. Â
Orang di Balik Layar Â
Jeje bukan hanya penerjemah biasa. Selama mendampingi STY, ia belajar banyak tentang sepak bola, taktik, dan budaya kerja yang disiplin ala Korea Selatan.Â
Namun, budaya kita sering kali lebih sibuk mengidolakan bintang utama, sementara peran pendukung seperti Jeje luput dari perhatian. Â
Konteks ini relevan dengan budaya kerja di Indonesia. Kita cenderung melupakan bahwa di balik kesuksesan seorang tokoh besar, seperti pelatih atau selebriti, tidak lepas dari dukungan tim di belakangnya.Â
Pemecatan STY menjadi momen untuk melihat nasib orang-orang seperti Jeje yang perannya vital, tetapi jarang mendapat sorotan. Â