Selain Teh Malino, ada juga Teh Nipah, yang lebih baru namun semakin dikenal luas.Â
Teh Nipah mungkin tak seterkenal Teh Malino, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, produk ini menunjukkan potensi besar baik dalam hal inovasi maupun dampak terhadap ekonomi lokal.
Teh Nipah terbuat dari daun tanaman nipah yang memiliki berbagai manfaat, khususnya anti-penuaan dan khasiat pengobatan tradisional. Teh ini bahkan telah berhasil diekspor ke Korea Selatan sebanyak 7 ton pada Februari 2023, dengan nilai sekitar Rp 600 juta (Sulselsatu, 2023).
Tentu ini bukan pencapaian kecil. Teh Nipah membawa nama Sulawesi Selatan ke pasar internasional dan membuka peluang ekonomi yang lebih besar.Â
Dalam hal ini, Teh Nipah tidak hanya sekadar inovasi dalam hal rasa atau manfaat, tetapi juga menjadi simbol perubahan dalam industri teh lokal.Â
Teh Nipah mengkombinasikan kekayaan alam dengan potensi pasar global.Â
Ini adalah contoh bagaimana sebuah produk lokal bisa beradaptasi dan berkembang seiring waktu.Â
Bahkan, permintaan teh nipah yang sangat besar di Korea Selatan menunjukkan bahwa pasar internasional semakin tertarik dengan produk-produk yang mengandung manfaat kesehatan.
Warisan Budaya dan Inovasi Ekonomi Lokal
Teh Malino dan Teh Nipah, meski berasal dari Sulawesi Selatan, menunjukkan perbedaan yang mencolok.Â
Teh Malino mewakili tradisi yang telah terjaga lama, dengan cita rasa klasik yang khas, mencerminkan kualitas dan warisan budaya yang tidak lekang oleh waktu. Melansir dari laman Kemenparekraf, sebagai salah satu teh terbaik di Indonesia, teh ini juga memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian lokal melalui perkebunan yang mendukung mata pencaharian petani dan sektor pariwisata.Â
Sementara itu, Teh Nipah hadir dengan inovasi baru, menawarkan manfaat anti aging, yang semakin diminati pasar global, khususnya di Korea Selatan. Ekspor teh Nipah yang terus berkembang membuka peluang ekonomi bagi pelaku usaha lokal dan memperkenalkan potensi alam Sulawesi Selatan ke dunia internasional, seperti dikutip dari Sulselsatu.Â