Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bulog, Pilar Utama Stabilisasi Harga Beras Nasional

4 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   18:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beras sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dalam budaya kita, beras bukan sekadar makanan pokok, tetapi juga simbol kemakmuran dan kestabilan. 

Dari Sabang hingga Merauke, nasi adalah teman setia yang ada di hampir setiap meja makan. Kalimat "belum makan, kalau belum makan nasi" menggambarkan betapa dalamnya hubungan kita dengan beras. 

Meski ada berbagai sumber karbohidrat lain, seperti kentang, ubi, dan jagung, beras tetap menjadi primadona di meja makan Indonesia.

Namun seperti yang sering kita alami, ketergantungan terhadap satu jenis komoditas pangan punya untung-rugi. 

Kenaikan harga beras misalnya, selalu menjadi perhatian serius bagi banyak keluarga di Indonesia. 

Mengingat peran beras yang begitu dominan dalam pola konsumsi kita, setiap fluktuasi harga beras langsung terasa dampaknya, terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah. 

Di sinilah Bulog (Badan Urusan Logistik) berperan enting.

Peran Bulog dalam Menjaga Kestabilan Harga Beras

Sebagai lembaga yang bertanggung jawab mengelola stok pangan nasional, Bulog berusaha keras untuk menjaga agar harga beras tetap stabil. 

Mengutip Antara News, Bulog telah menggelontorkan 885 ribu ton beras untuk operasi pasar guna menstabilkan pasokan dan harga pangan (SPHP). 

Dengan langkah ini, Bulog berusaha agar stok beras tetap mencukupi dan harga tetap terjangkau oleh masyarakat. 

Tanpa langkah ini, bisa dibayangkan betapa fluktuasi harga beras bisa mengganggu ekonomi rumah tangga, terutama bagi mereka yang sudah berjuang dengan penghasilan pas-pasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun