Jawabannya adalah media sosial dan layanan streaming. Kini, semakin banyak orang yang memilih untuk mengakses konten hiburan melalui platform digital yang lebih fleksibel.Â
Dengan smartphone di tangan, kita bisa menonton film atau acara TV kapan saja dan di mana saja.Â
Tidak ada lagi jadwal yang harus kita ikuti, atau acara yang dipaksakan untuk ditonton hanya karena tidak ada pilihan lain.
Menurut We Are Social (2024), jumlah pengguna media sosial di Indonesia telah mencapai 167 juta orang, atau sekitar 60,4% dari total populasi.Â
Angka ini semakin menunjukkan bagaimana kita beralih ke konsumsi media yang lebih personal dan berbasis pada preferensi pribadi.Â
Melalui platform seperti YouTube, Netflix, TikTok, atau Instagram, kita bisa menikmati konten yang sesuai dengan minat dan kebutuhan kita, kapan saja dan di mana saja.
Hal ini tentu memberikan kebebasan lebih, karena kita tidak lagi terikat oleh jadwal siaran TV.Â
Kita bisa memilih untuk menonton drama Korea di malam hari, menyaksikan video tutorial di siang hari, atau mengikuti berita terkini tanpa perlu menunggu jam tayang tertentu.Â
Ini adalah bentuk hiburan yang jauh lebih praktis dan mudah diakses, dan tentunya lebih sesuai dengan gaya hidup modern yang serba cepat.
Kehilangan Hiburan Kolektif?
Namun, ada satu hal yang patut kita renungkan. Di balik semua kenyamanan dan kebebasan yang ditawarkan oleh hiburan digital, kita juga perlu menyadari bahwa kita semakin terpisah satu sama lain.Â
Dulu, menonton televisi adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama dalam keluarga. Sering kali, acara TV menjadi ajang untuk berkumpul dan berdiskusi.Â