Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Gibran dan Harapan Pelayanan Responsif Tanpa Hambatan

21 November 2024   06:00 Diperbarui: 21 November 2024   06:11 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi Pasar Kahaya, Kalimantan Tengah. (KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO) 

Apakah Lapor Mas Wapres memperkuat SP4N-LAPOR!, atau malah menjadi entitas terpisah yang justru membingungkan masyarakat?

Tantangan Birokrasi yang Belum Terjawab

Pengalaman mengurus dokumen di instansi pemerintah memberikan gambaran jelas tentang rumitnya proses birokrasi di Indonesia. 

Hal serupa disampaikan oleh pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, yang menyoroti potensi kendala dalam pelaksanaan program baru seperti Lapor Mas Wapres. 

Menurut Agus, tanpa koordinasi yang efektif, program ini justru berisiko memperpanjang rantai birokrasi. 

Keluhan masyarakat yang diterima melalui Lapor Mas Wapres harus terlebih dahulu melewati sekretariat Wakil Presiden sebelum diteruskan ke kementerian atau lembaga terkait untuk ditindaklanjuti, yang menambah lapisan proses dalam penyelesaiannya.

Contohnya, jika seseorang melaporkan masalah tanah, pengaduan itu tidak bisa langsung diselesaikan oleh kantor Wapres. 

Laporan tersebut perlu diteruskan ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), yang kemudian mungkin melibatkan pemerintah daerah atau dinas terkait. 

Proses ini jelas membutuhkan waktu, apalagi jika setiap level birokrasi bekerja dengan kecepatan berbeda.

Tantangan lainnya adalah tumpang tindih dengan sistem pengaduan yang sudah ada. 

Jika SP4N-LAPOR! sudah dianggap sebagai kanal utama pengaduan publik, mengapa perlu ada program baru? 

Bukankah lebih baik memperkuat yang sudah ada daripada menciptakan sesuatu yang baru?

Harapan dan Kekhawatiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun