Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Sejarah Karpet Merah Melintas Zaman

18 November 2024   10:59 Diperbarui: 18 November 2024   11:44 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karpet merah (Gambar diolah dengan Dall-E)

Karpet merah juga menciptakan narasi tentang kemewahan dan status sosial. Setiap langkah di atas karpet ini memperkuat citra glamor dan eksklusivitas, yang sering kali menjadi aspirasi masyarakat. 

Hal ini mencerminkan fenomena konsumsi simbolis, di mana barang atau pengalaman menjadi representasi status, bukan sekadar kebutuhan. 

Karpet merah telah berevolusi menjadi kendaraan komodifikasi, yang menghubungkan budaya populer dengan industri pemasaran global.

Dalam konteks politik nasional, RMOL.id mencatat penyambutan Prabowo Subianto dengan karpet merah oleh Partai NasDem pada Maret 2024, sebuah gestur penghormatan yang sarat simbol politik.

Dari acara hiburan hingga ranah politik, karpet merah menjadi panggung simbolik untuk menunjukkan hierarki sosial. 

Mereka yang melangkah di atasnya bukan sekadar tamu, tetapi sosok penting yang dianggap layak mendapatkan penghormatan tersebut.

Simbolisme Warna

Billie Ellish berpose di atas karpet merah pada Golden Globe ke 81 (Amy Sussman/Getty Image/AFP)
Billie Ellish berpose di atas karpet merah pada Golden Globe ke 81 (Amy Sussman/Getty Image/AFP)

Warna merah pada karpet ini tidak dipilih secara kebetulan. Dalam seni Renaisans, merah kerap diasosiasikan dengan kekuasaan dan kemewahan. 

Menurut BahanKain.com, asal-usul warna ini terhubung dengan tradisi ungu kerajaan pada zaman Romawi dan Bizantium. Namun, karena pigmen ungu sulit dan mahal didapatkan, merah akhirnya menjadi warna yang lebih dominan.

Warna merah membawa makna kuat, yakni mencolok, berani, dan menggugah perhatian. 

Dalam budaya Indonesia, merah kerap melambangkan keberanian dan keagungan. Hal ini menjadikan karpet merah sebagai simbol global yang tetap relevan di berbagai budaya.

Mengapa Tradisi Ini Bertahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun