China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, sementara Amerika Serikat, meskipun tidak secara resmi mengakui Taiwan sebagai negara merdeka, terus mendukung Taiwan, baik secara politik maupun militer.
Latihan militer China yang kita lihat sekarang ini sering kali dilakukan sebagai respons terhadap dukungan Amerika Serikat kepada Taiwan.Â
Sebaliknya, Amerika Serikat juga kerap mengkritik China atas tindakan-tindakannya di Selat Taiwan, seperti yang terjadi dalam latihan militer terbaru ini. Ini adalah dinamika yang rumit, di mana setiap langkah bisa memicu reaksi yang lebih besar.
Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Dunia?
Satu hal yang sering tidak disadari adalah betapa pentingnya Taiwan bagi ekonomi dunia.Â
Taiwan adalah salah satu produsen terbesar semikonduktor, yaitu komponen penting untuk hampir semua perangkat elektronik yang kita gunakan setiap hari, mulai dari ponsel hingga mobil.Â
Menurut data Global Taiwan, sekitar 90% semikonduktor canggih dunia diproduksi di Taiwan. Jika ada konflik yang serius di Taiwan, pasokan semikonduktor ini bisa terganggu, dan dampaknya akan langsung terasa di seluruh dunia.
Ketegangan di Selat Taiwan bisa menyebabkan gangguan besar pada rantai pasok semikonduktor ini.Â
Hasilnya? Harga barang-barang elektronik bisa melonjak, produksi mobil tertunda, dan ekonomi global terancam mengalami guncangan.Â
Bahkan, diperkirakan potensi kerugian ekonomi global bisa mencapai triliunan dolar jika terjadi konflik berkepanjangan di Taiwan.
Kenapa Indonesia Harus Peduli?
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa Indonesia harus ikut peduli dengan konflik ini?Â
Bukankah itu masalah antara China dan Taiwan? Sebenarnya, Indonesia punya banyak alasan untuk khawatir. Salah satunya adalah soal pekerja migran.Â