Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

PON 2024 dan Strategi Pengelolaan Krisis: Belajar dari Kekacauan yang Ada

19 September 2024   17:40 Diperbarui: 19 September 2024   17:41 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wasit Rio Permana Putra memimpin laga semifinal sepak bola PON XXI 2024. (Dokumentasi KONI Jatim)

Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 menjadi sorotan publik bukan hanya karena prestasi para atletnya, tetapi juga karena berbagai tantangan yang muncul selama penyelenggaraannya. 

Sebagai event olahraga terbesar di Indonesia, PON memiliki kompleksitas tinggi. 

Hal ini menuntut panitia untuk selalu siap menghadapi berbagai kemungkinan krisis. 

Tercatat bahwa, PON XXI Aceh-Sumut 2024 menghadapi beragam tantangan, mulai dari isu logistik, penyelewengan dana hingga kontroversi dalam pertandingan. 

Namun, pertanyaannya adalah: Seberapa efektifkah strategi ini pengelolaan krisis yang dilakukan penyelenggara PON XXI 2024? Bagaimana panitia dapat mengidentifikasi krisis sejak dini serta meresponsnya dengan cepat? Selain itu, pelajaran apa yang bisa kita petik untuk penyelenggaraan acara besar di masa depan? 

Identifikasi dan Tanggapan Krisis 

Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana panitia mengidentifikasi dan menanggapi berbagai krisis yang muncul selama penyelenggaraan event ini:

  • Dugaan penyelewengan dana: Isu ini menjadi sorotan publik dan media. Panitia mengambil langkah proaktif dengan melibatkan lembaga penegak hukum dalam Satgas pendampingan kegiatan PON. Bareskrim Polri, Kejaksaan Agung, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dikirim ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan pengawasan langsung di lapangan.

  • Keterlambatan pembangunan venue: Beberapa arena pertandingan belum selesai tepat waktu. Menpora Dito Ariotedjo menegaskan bahwa, meskipun ada keterlambatan, persiapan akan dikejar dalam waktu yang tersisa.

  • Masalah konsumsi atlet: Muncul keluhan tentang kualitas makanan yang dianggap tidak memadai. Panitia merespons dengan mengevaluasi dan memperbaiki sistem pelayanan konsumsi. Deddy Jaminsyah, Kepala Bidang Konsumsi, menjelaskan perbedaan sistem antara Aceh dan Sumut dalam penanganan konsumsi.

  • Cuaca ekstrem: Angin kencang melanda venue basket, menciptakan tantangan besar bagi penyelenggaraan pertandingan. Menpora mengapresiasi penanganan cepat panitia dalam mengatasi insiden tersebut.

  • Kontroversi pertandingan: Dalam pertandingan sepak bola Aceh vs Sulteng, panitia dinilai kurang profesional karena terjadi perubahan wasit tanpa pemberitahuan yang jelas.

  • Keterlambatan pengiriman konsumsi: Cuaca buruk pada 25 September menyebabkan keterlambatan pengiriman makanan. Nurhadi, salah satu panitia, menyatakan bahwa ini menjadi pelajaran berharga bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun