Untuk menangani berbagai krisis ini, panitia mengambil beberapa langkah:
- Pembentukan Satgas khusus: Dua Satgas dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2024 untuk mengawasi pelaksanaan dan tata kelola PON.
- Transparansi dan komunikasi aktif: Panitia memberikan klarifikasi melalui konferensi pers dan pernyataan resmi untuk menjaga kepercayaan publik.
- Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan: Deddy Jaminsyah menekankan bahwa upaya peningkatan kualitas terus dilakukan, terutama dalam pelayanan konsumsi.
- Koordinasi dengan penegak hukum: Menpora Dito Ariotedjo berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti dugaan penyelewengan dana.
- Penanganan cepat insiden: Seperti pada venue basket, panitia menunjukkan kemampuan untuk merespons cepat terhadap tantangan yang muncul.
Meskipun identifikasi dan penanganan krisis yang cepat sangat penting, keberhasilan pengelolaan krisis juga sangat bergantung pada strategi komunikasi yang efektif. Mari kita lihat bagaimana panitia PON XXI menerapkan strategi komunikasi mereka.
Strategi Komunikasi selama Krisis
Strategi komunikasi adalah kunci dalam pengelolaan krisis PON Aceh-Sumut 2024. Panitia menyadari pentingnya menjaga transparansi dan kepercayaan publik melalui penyampaian informasi yang akurat serta tepat waktu.
Salah satu langkah penting yang diambil adalah pembentukan Media Center. Pusat informasi ini berperan vital dalam memerangi hoaks dan menyebarkan informasi terpercaya kepada media dan masyarakat (Sumut Prov, 2024).Â
Dengan adanya Media Center, panitia dapat mengkoordinasikan pesan yang konsisten dan mengelola arus informasi dengan lebih baik.Â
Peran media sosial juga penting dalam strategi komunikasi krisis PON XXI.Â
Menpora Dito Ariotedjo mengakui bahwa beberapa isu negatif yang beredar di media sosial perlu ditanggapi dengan cepat serta tepat. Penyelenggara memberikan klarifikasi melalui konferensi pers dan pernyataan resmi untuk menjaga kepercayaan publik (Kemenpora, 2024).Â