Dalam mengimplementasikan solusi-solusi ini, penting bagi kita untuk mengadopsi pendekatan yang holistik dan kolaboratif.
Kita harus melibatkan berbagai sektor dan disiplin ilmu, mulai dari perencana kota hingga insinyur transportasi, dari pembuat kebijakan hingga aktivis masyarakat.
Hanya dengan upaya bersama dan visi yang sama, kita dapat menguraikan benang kusut kemacetan dan membangun sistem transportasi yang lebih hijau, adil, dan tangguh.
Kesimpulan
Kemacetan parah yang terus melanda Indonesia adalah manifestasi nyata dari kegagalan sistematis dalam perencanaan dan pengembangan infrastruktur.
Seperti yang telah kita bahas, masalah ini bukan hanya tentang ketidaknyamanan sesaat, tetapi juga tentang konsekuensi fatal bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Teori Sistem Sosio-Teknikal membantu kita memahami bahwa kemacetan adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara sistem sosial dan teknis, yang menuntut pendekatan holistik dan terintegrasi dalam penanganannya.
Sudah saatnya kita melakukan reformasi sistematis dalam perencanaan infrastruktur di Indonesia.
Kita perlu meninggalkan pendekatan tambal sulam dan beralih ke perencanaan jangka panjang yang berbasis data, partisipatif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kita harus berinvestasi dalam transportasi massal dan infrastruktur alternatif, mengelola permintaan transportasi melalui kebijakan yang cerdas, serta memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan sistem transportasi kita.
Yang terpenting, kita harus mengadopsi pendekatan yang holistik dan kolaboratif, melibatkan semua pemangku kepentingan dalam upaya bersama untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih hijau, adil, dan tangguh.
Referensi: