Sepak bola Indonesia sedang memasuki era baru. Dengan diterapkannya Video Assistant Referee (VAR) dalam Liga 1 Indonesia 2024/2025, kita menyaksikan sebuah langkah besar dalam upaya meningkatkan kualitas dan integritas kompetisi sepak bola nasional.Â
Namun, apakah penerapan teknologi ini benar-benar mencerminkan keseriusan pengembangan sepak bola di tanah air? Mari kita telaah lebih dalam.
Sebagai penggemar sepak bola, saya yakin Anda pernah merasakan kekecewaan akibat keputusan wasit yang kontroversial.
Mungkin tim kesayangan Anda kalah karena gol yang seharusnya sah dianulir, atau sebaliknya, tim lawan mencetak gol dari posisi offside yang tidak terdeteksi.
Situasi semacam ini sering kali memicu perdebatan panas dan bahkan konflik di lapangan. Namun, dengan hadirnya VAR, skenario tersebut diharapkan dapat diminimalisir.
Menurut studi yang dilakukan oleh BMC Sports Science, Medicine and Rehabilitation pada tahun 2024, penerapan VAR terbukti mengurangi jumlah pelanggaran dalam pertandingan (BMC Sports Science, Medicine and Rehabilitation, 2024).
Meskipun penelitian ini dilakukan di Liga Super Turki, kita dapat berkesimpulan bahwa teknologi ini memiliki peran untuk meningkatkan fairplay dan mengurangi kontroversi di lapangan.
Berkurangnya pelanggaran diharapkan akan berefek kita lebih menikmati permainan yang mengalir dan fokus pada kualitas pertandingan itu sendiri.
Lebih jauh lagi, penelitian yang dipublikasikan oleh Spitz et al. (2020) menunjukkan bahwa VAR mampu meningkatkan akurasi keputusan wasit dari 92,1% menjadi 98,3%. Artinya dari setiap 100 keputusan penting dalam sebuah pertandingan, hanya ada 2 yang mungkin masih bisa diperdebatkan. Sebuah peningkatan yang signifikan.
Lantas, bagaimana dengan konteks Indonesia?
Menurut artikel yang ditulis oleh Maissy Ar Maghfiroh (2024), mulainya digunakan VAR di sepak bola Indonesia telah membantu meningkatkan keadilan dan mengurangi kontroversi dalam pertandingan.