ekonomi kita.Â
Hari ini kita kehilangan salah satu suara paling lantang dan kritis dalam duniaFaisal Basri, ekonom senior yang selalu berani bersuara lantang terhadap kebijakan pemerintah, telah berpulang pada Kamis dini hari di usia 65 tahun.Â
Saya, sebagai warga biasa yang gemar membaca dan berdiskusi tentang isu-isu terkini, merasa kehilangan yang mendalam atas kepergian beliau.
Faisal Basri bukan sekadar ekonom. Beliau adalah sosok yang menjembatani dunia akademis dengan masyarakat awam seperti saya.Â
Dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, beliau mampu menjelaskan konsep-konsep ekonomi rumit menjadi hal yang bisa dicerna oleh orang awam.Â
Kini, siapa lagi yang akan menerjemahkan kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah untuk kita?
Kepergian Faisal Basri bukan hanya kehilangan bagi dunia akademis, tapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Beliau adalah penjaga demokrasi kita, yang selalu berani bersuara lantang ketika melihat ketidakadilan atau kebijakan yang merugikan rakyat.Â
Seperti yang diungkapkan oleh Vedi R. Hadiz (2021) dalam penelitiannya, peran intelektual publik seperti Faisal Basri sangatlah penting dalam menyuarakan kebenaran kepada penguasa, meskipun hal tersebut mengandung risiko terhadap karir dan reputasi mereka.
Perjalanan karir Faisal Basri penuh dengan tantangan. Sebagai ekonom yang kritis, beliau sering kali harus berhadapan dengan struktur kekuasaan politik dan ekonomi yang membatasi ruang kritik.Â
Namun, seperti yang dijelaskan dalam teori Ekonomi Politik Kritis, Faisal Basri selalu menemukan cara untuk tetap menyuarakan pandangannya.
Salah satu contoh nyata adalah ketika beliau mengkritisi kebijakan utang pemerintah.Â