Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - ASN | Narablog sejak 2010

Introvert, Millenial, Suka belajar hal-hal baru secara otodidak.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Reality Check, Merombak Target Langkah Harian Orang Indonesia

28 Agustus 2024   14:25 Diperbarui: 28 Agustus 2024   14:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan kaki. (Shutterstock/Piyawat Nandeenopparit)

Mitos 10.000 langkah per hari telah lama menjadi patokan aktivitas fisik yang dianggap ideal bagi masyarakat umum. 

Namun, apakah angka ini benar-benar tepat untuk konteks Indonesia? 

Mari kita telaah lebih dalam. 

Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa angka 10.000 langkah ini sebenarnya berasal dari kampanye pemasaran di Jepang pada tahun 1960-an, bukan dari penelitian ilmiah[1]. Meskipun demikian, target ini telah menjadi standar global yang sering digunakan dalam aplikasi kesehatan dan perangkat pintar.

Namun, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa mencapai 10.000 langkah per hari bukanlah hal yang mudah, terutama di kota-kota besar. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati, Tan, dan Yamu (2020) mengungkapkan bahwa infrastruktur perkotaan di Indonesia menjadi salah satu hambatan utama bagi masyarakat untuk berjalan kaki[2]. Trotoar yang rusak, penyalahgunaan ruang pejalan kaki, dan kurangnya fasilitas yang memadai membuat banyak orang enggan untuk berjalan kaki.

Lantas, bagaimana kita bisa meningkatkan jumlah langkah harian masyarakat Indonesia? Salah satu solusi yang menjanjikan adalah melalui intervensi berbasis teknologi mobile. Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Direito dkk. (2017) menunjukkan bahwa intervensi berbasis smartphone secara umum efektif dalam meningkatkan aktivitas fisik[3]. Ini membuka peluang bagi pengembangan aplikasi atau program yang disesuaikan dengan konteks dan budaya Indonesia untuk memotivasi masyarakat mencapai target langkah harian mereka.

Namun, pertanyaan yang lebih penting adalah: apakah 10.000 langkah per hari benar-benar target yang realistis dan optimal untuk populasi Indonesia? Penelitian terbaru oleh Lee dkk. (2019) menemukan bahwa manfaat kesehatan yang signifikan sudah bisa dicapai dengan berjalan rata-rata 4.400 langkah per hari, dengan manfaat tambahan terlihat hingga sekitar 7.500 langkah per hari[4]. Ini menunjukkan bahwa target 10.000 langkah mungkin terlalu tinggi dan tidak realistis untuk sebagian besar orang Indonesia.

Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh Ekelund dkk. (2020) menegaskan bahwa kualitas aktivitas mungkin sama pentingnya dengan kuantitas[5]. Ini berarti bahwa fokus kita seharusnya tidak hanya pada jumlah langkah, tetapi juga pada intensitas aktivitas fisik yang dilakukan.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat Indonesia? 

Pertama, kita perlu mendorong pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur perkotaan yang ramah pejalan kaki. Ini termasuk perbaikan trotoar, penambahan ruang hijau, dan peningkatan keamanan bagi pejalan kaki.

Kedua, kita bisa memanfaatkan teknologi mobile untuk memotivasi masyarakat. Pengembangan aplikasi yang disesuaikan dengan konteks lokal, misalnya dengan menggabungkan elemen budaya atau tantangan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia, bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan aktivitas fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun