ibu rumah tangga dengan bangga menyatakan bahwa ia tidak perlu berolahraga karena pekerjaan rumah tangga sudah cukup menjadi "olahraga" baginya?Saya yakin banyak dari kita yang pernah mendengar pernyataan semacam ini.
Pernahkah Anda mendengar seorangNamun, benarkah aktivitas rumah tangga seperti menyapu, mengepel, atau mencuci bisa dikategorikan sebagai olahraga?
Mari kita telusuri bersama.
Pertama-tama, kita perlu memahami perbedaan mendasar antara aktivitas fisik biasa dan olahraga.
Dr. Susanti dari Medical Centre Kompas Gramedia menjelaskan bahwa aktivitas fisik adalah semua kegiatan yang membuat tubuh bergerak dan membakar kalori. Sementara itu, olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terukur, dan terprogram dengan tujuan meningkatkan kebugaran[3].
Jadi, meskipun pekerjaan rumah tangga memang melibatkan aktivitas fisik, hal ini belum bisa dikategorikan sebagai olahraga dalam arti yang sebenarnya.
Lalu, mengapa banyak ibu rumah tangga yang tetap kukuh dengan pendapat bahwa aktivitas rumahan mereka setara dengan berolahraga? Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya:
1. Kesalahpahaman tentang definisi olahraga
Banyak orang, tidak hanya ibu rumah tangga, yang salah mengartikan setiap aktivitas fisik sebagai olahraga. Padahal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, olahraga memiliki kriteria khusus yang membedakannya dari aktivitas fisik biasa[4].
2. Rasa lelah yang dirasakan
Pekerjaan rumah tangga memang melelahkan. Rasa lelah ini sering kali disalahartikan sebagai indikasi bahwa aktivitas tersebut setara dengan berolahraga. Namun, kelelahan saja tidak cukup untuk mengkategorikan suatu aktivitas sebagai olahraga[2].
3. Keringat yang dihasilkan
Banyak orang beranggapan bahwa jika suatu aktivitas membuat mereka berkeringat, maka itu pasti olahraga. Padahal, menurut dr. Elsye, dokter spesialis kesehatan olahraga, berkeringat bukan indikator bahwa kita sudah berolahraga dengan benar. Setiap orang memiliki jumlah kelenjar keringat yang berbeda, sehingga ada yang mudah berkeringat meski tidak melakukan aktivitas yang berarti[2].
4. Keterbatasan waktu dan energi
Bagi banyak ibu rumah tangga, rutinitas harian sudah menyita sebagian besar waktu dan energi mereka. Menganggap pekerjaan rumah tangga sebagai olahraga bisa jadi merupakan cara mereka untuk melegitimasi ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk melakukan olahraga yang sesungguhnya.