Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Suka Iseng Nulis

Seorang Millenial Berbulu Gen-Z

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Duel Titan di Tanah Batak: Petahana vs Menantu Presiden

10 Agustus 2024   19:20 Diperbarui: 10 Agustus 2024   19:28 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peta Sumatera Utara (Foto By Herryz - Own work, CC BY-SA 4.0, dari Wikimedia)

Pilgub Sumatera Utara 2024 menjadi salah satu ajang politik paling panas di Indonesia. Pertarungan antara petahana Edy Rahmayadi yang didukung PDIP melawan Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi, menjadi sorotan nasional. 

Bagaimana strategi Edy dan PDIP menghadapi lawan politik bermodal besar ini?

Pertama, Edy Rahmayadi dan PDIP tampaknya akan memaksimalkan kekuatan media sosial untuk menjangkau pemilih, terutama generasi muda. 

Penelitian oleh Gracia (2020) menyimpulkan bahwa efektivitas kampanye digital sangat bergantung pada kualitas konten dan cara penyampaiannya. Penelitian ini menekankan bahwa konten kampanye harus mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat untuk dapat efektif mempengaruhi niat memilih [1]. 

Edy perlu mengemas pesan kampanyenya agar resonan dengan aspirasi warga Sumut, terutama isu-isu lokal seperti pembangunan infrastruktur dan lapangan kerja.

Kedua, strategi "lokalisasi isu nasional" patut dipertimbangkan. Dalam studinya, Muhtadi (2019) menganalisis dinamika elektoral di berbagai daerah, termasuk Jawa Barat, dan menyimpulkan bahwa kandidat yang berhasil adalah mereka yang mampu menerjemahkan isu-isu nasional ke dalam konteks dan kebutuhan lokal [2]. 

Edy dapat mengangkat isu-isu nasional seperti kedaulatan pangan atau energi terbarukan, namun dikontekstualisasikan dengan potensi dan kebutuhan Sumut.

Ketiga, faktor identitas politik tak bisa diabaikan. Sebastian dan Nubowo (2019) menegaskan pengaruh identitas politik dalam pemilu Indonesia[3]. Edy yang berlatar militer dan dikenal tegas bisa memainkan narasi "putra daerah" dan "pemimpin berpengalaman" untuk mengimbangi citra Bobby sebagai menantu presiden.

PDIP sendiri tampaknya menerapkan strategi "petarung tangguh". Komarudin Watubun dari PDIP menyebut Edy sebagai "petarung" yang sejiwa dengan partainya[6]. 

Narasi ini bisa menjadi senjata untuk melawan citra Bobby yang dianggap mengandalkan koneksi keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun