Mohon tunggu...
Aidayasa azzahra try
Aidayasa azzahra try Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca permulaan

15 Januari 2025   21:04 Diperbarui: 15 Januari 2025   21:04 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MEMBCA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, membaca merupakan sesuatu yang kompleks untuk dapat dikuasai Kemampuan membaca seseorang dilalui dengan tahapan membaca permulaan dan membaca lanjutan Membaca permulaan diberikan kepada siswa kelas I dan II sedangkan untuk membaca lanjutan siswa kelas III, IV, V, dan VI. Kemampuan membaca permulaan adalah kompetensi yang dimiliki oleh siswa dalam melafalkan simbol-simbol dengan suara yang jelas dan tepat. Oleh karena itu, membaca permulaan menjadi sesuatu yang penting untuk dikuasai terlebih dahulu oleh siswa sebelum memperoleh/belajar membaca lanjutan Penguasaan membaca permulaan sangat dipengaruhi oleh bagaimana guru mampu mengembas berbagai pendekatan, metode dan strategi yang digunakan dalam mengajarkan membaca permulaan.

Keterampilan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
salah satu keterampilan dasar berbahasa yang diajarkan di sekolah. Pengajaran
membaca haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian
keterampilan Keterampila tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerdas dan jelas
pula jalan pikirannya.

    Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan
memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru.
Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut
mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya, dan
memperluas wawasannya. Oleh karena itu, pembelajaran membaca di sekolah
mempunyai peranan yang penting. Dalam pembelajaran membaca, guru dapat
memilih wacana-wacana yang berkaitan dengan tokoh nasional, kepahlawanan,
kenusantaraan, dan kepariwisataan. selain itu melalui contoh pembelajaran
membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar,dan kreaktivitas anak didik.
 Jenis-Jenis Membaca Permulaan
Pada umumnya siswa yang duduk di kelas I, II, III dan IV proses membaca
yang dilakukan adalah:
1. Membaca bersuara (membaca nyaring).
Yaitu membaca yang dilakukan dengan bersuara, biasanya dilakukan oleh
kelas tinggi / besar. Pelaksanaan membaca keras bagi siswa Sekolah Dasar
dilakukan seperti berikut:
a. Membaca Klasikal yaitu membaca yang dilakukan secara bersama-sama
dalam satu kelas.
b. Membaca berkelompok yaitu membaca yang dilakukan oleh sekelompok
siswa dalam satu kelas.
c. Membaca Perorangan yaitu membaca yang dilakukan secara individu.
d. Membaca perorangan diperlukan keberanian siswa dan mudah dikontrol
oleh guru. Biasa dilaksanakan untuk mengadakan penilaian.
2. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati yaitu membaca dengan tidak mengeluarkan kata-kata atau
suara.
3. Membaca teknik
Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras. Membaca teknik ialah
cara membaca yang mencakup sikap, dan intonasi bahasa.
Latihan-latihan yang diperlukan diantaranya :
a. Latihan membaca di tempat duduk.
b. Latihan membaca di depan kelas.
c. Latihan membaca di mimbar.
d. Latihan membacakan
Metode Membaca Permulaan
1. Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik )
SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa di gunakan untuk proses
pembelajaran menulis membaca permulaan bagi siswa pemula.
2. Metode Eja ( Spelling Method)
Metode Eja adalah belajar membaca yang di mulai dari mengeja huruf demi
huruf.
3. Metode Bunyi
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan
proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode Eja/Abjad di atas.
demikan juga dengan kelemahan-kelemahannya. Perbedaannya terletak hanya
pada cara atau sistem pembacaan atau perlafalan abjad (huruf-hurufnya).
4. Metode Suku Kata
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba,bi,bu,be,bo,
ca,ci,cu,ce,co, da,di,du,de,do dan seterusnya.
5. Metode Kata
Metode ini di awali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan
kontekstual. Sebaiknya di kenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata
terlebih dahulu.
Tujuan Membaca Permulaan
    Pembelajaran membaca permulaan disekolah dasar bertujuan siswa
mengenai dan menguasai sistem tukisan sehingga mereka dapat membaca dengan
menggunkan sistem tersebut. Adapun tujuan lain dari membaca permulaan adalah
untuk membangkitkan, membina dan memupuk minat anak untuk membaca.
Siswa sekolah dasar harus mampu membaca dengan tepat. Ketepatan membaca
permulaan sangat dipengaruhi oleh keaktifan dan kreatifitas guru yang mengajar
dikelas I SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Banyak
pakar pendidikan mencari solusi bagaimana cara memperbaiki pembelajaran
kemampuan membaca permulaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap kemampuan membaca.
umumnya, kemampuan membaca yang dimaksud ditujukan oleh pemahaman
seseorang pada bacaan yang dibacanya dan tingkat kecepatan yang dimiliki.
1. Tingkat Intelejensia
2. Kemampuan Berbahasa
3. Sikap dan Minat
4. Keadaan Bacaan
5. Kebiasaan Membaca
6. Pengetahuan Tentang Cara Membaca
7. Latar Belakang Sosial, Ekonomi Dan Budaya
8. Emosi
Meningkatkan Minat Membca
Semakin orang banyak membaca buku, semestinya akan semakin cepat
kemampuan bacanya. Ibarat kendaraan bermotor, jika sudah masuk ke gigi dua
maka akan meningkat ke gigi tiga, empat dan seterusnya. Begitu juga seperti kata  walaupun awalnya siswa tersebut kurang biasa dalam membaca lancar, tetapi dengan semangat
kegigihan dan tekun untuk berlatih membaca maka tidak lah mustahil siswa yang
dari tidak bisa membca dengan lancar akan menjadi lancar membaca.
 membaca permulaan di Sekolah Dasar menjelaskan bahwa kemampuan membaca permulaan adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa untuk melafalkan simbol-simbol dengan suara yang jelas dan tepat. Proses pembelajaran membaca permulaan dimulai dari kelas I dan II, dan sangat dipengaruhi oleh metode dan strategi yang digunakan guru dalam mengajarkannya.

Beberapa jenis metode membaca permulaan yang efektif adalah:
Metode Abjad: Memperkenalkan huruf-huruf abjad
Metode Bunyi: Menghubungkan huruf dengan fonemnya.
Metode Kupas-Rangka Suatu Kata: Merupakan metode yang menyajikan kata-kata yang sudah diketahui siswa, lalu diuraikan menjadi suku kata dan akhirnya menjadi kata
Metode Global: Fokus pada konteks kalimat utuh daripada individual huruf atau suku kata.

Pentingnya membaca permulaan tercermin dalam penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang berhasil melewati tahap ini akan lebih mudah memahami isi mata pelajaran di sekolah Namun, banyak siswa kelas I mengalami kesulitan karena masalah membedakan huruf hampir identik, membaca kombinasi konsonan, dan membaca dengan lancar

Oleh karena itu, guru harus memberikan perhatian ekstra pada tahap ini dengan menggunakan metode yang tepat guna meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas 1 dan 2
 penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan membaca permulaan dan bagaimana kesulitan membaca permulaan yang dialami siswa kelas II di sekolah dasar. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan membaca permulaan dan mengetahui kesulitan membaca permulaan yang dialami siswa kelas II di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdengan metode analisis deskriptif sedangkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun