Mohon tunggu...
aidatunnabilah
aidatunnabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memiliki Ketertarikan di bidang Psikologi dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kenali dan Jauhkan Diri dari Crab Mentality, Kunci Hidup yang Lebih Positif

19 Desember 2024   17:15 Diperbarui: 19 Desember 2024   19:05 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kalian tau apa itu atau pernah mendengar tentang Crab Mentality? Crab mentality merupakan nama lain dari Crab Barrel Syndrome (CBS). Seorang nelayan menangkap kepiting dan menaruh mereka di ember. Ketika satu kepiting berusaha keluar, kepiting lainnya menariknya kembali ke bawah dan kepiting lainnya mencoba keluar kembali namun tetap ditarik kembali oleh kepiting lainnya. 

Orang yang mempunyai mental kepiting tidak ingin orang lain lebih sukses dari dirinya, “If I can’t have it, neither can you” artinya “ketika aku tidak bisa, maka kamu juga tidak bisa”. Pemikiran rasa iri dan kebencian yang berubah menjadi perbuatan. Secara psikologis syndrom ini menyakiti diri sendiri dan orang yang ditargetkannya juga dalam kehidupan sosial biasanya sering terlibat konflik.

Dalam artikel ini akan membahas tentang faktor faktor penyebab yang bisa memunculkan crab mentality.

Faktor-Faktor Penyebab Crab Mentality

1. Culture (Budaya)

“jangan jadi kacang lupa kulit” yang berarti jangan lupakan tempat asal, namun sering disalahartikan untuk menekan orang yang ingin maju.

Budaya bisa membuat seseorang memiliki crab mentality, dimana jika lingkungannya bersifat individualis maka kesuksesan menjadi prioritas dan individu akan merasa untuk merendahkan orang lain demi memajukan dirinya. Dan dalam lingkungan kolektif, budaya mendorong keseragaman dan jika seseorang menonjol akan ditekan atau direndahkan karena bisa mengganggu keseragaman kelompok.

2. Comparing (Kebiasaan Membandingkan)

“Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri”

Sering kali membandingkan diri sendiri dengan teman, atau orang lain akan menumbuhkan perasaan iri, cemburu dan bisa juga kebencian. Dan dari sifat itu bisa merambat ke perilaku seperti perundungan. Dimana individu yang punya sifat ini pasti beranggapan dirinya harus lebih sukses dari pada yang lainnya, menginginkan seseorang untuk jatuh dan tidak bisa melihat orang lain sukses. Terlalu terfokus dengan orang lain hingga lupa untuk meningkatkan dirinya.

3. Low Self-Esteem (Harga Diri Rendah)

"Kecil hati, besar iri." Artinya, orang yang merasa rendah diri sering kali dipenuhi dengan rasa iri terhadap keberhasilan orang lain.

Menurut tangle, penelitian tentang perilaku manusia menunjukan bahwa sindrom crab barrel disebabkan oleh harga diri yang rendah. Jadi mereka yang bermental kepiting ini menunjukan pemikiran mereka dalam perilaku seperti meremehkan, mempermalukan, mengkritik, menyimpan dendam, cemburu dan memusuhi orang lain. .

4. Stress dan emosi negatif

"Iri hati adalah penyakit yang memakan hati pemiliknya." Artinya, rasa iri hanya akan merugikan diri sendiri, sering kali menjadi penyebab stres dan emosi negatif.

Stress yang tinggi dan emosi negatif bisa tercipta dari ancaman yang dirasakan dari kesuksesan orang lain. Ketika seseorang dibawah tekanan stress, kondisi untuk berfikir rasional dan empati akan berkurang. Kondisi emosi yang negatif yang tumbuh dalam perilaku kompetitif yang akhirnya menciptakan mentalitas kepiting, emosi seperti rasa cemburu, dendam dan frustasi biasanya datang karena stress, emosi emosi itu bisa menyebabkan reaksi impulsif.

5. Competition (Kompetisi yang Tidak Sehat)

"Menang jadi arang, kalah jadi abu." Artinya, kompetisi yang tidak sehat tidak menghasilkan pemenang sejati; semua pihak pada akhirnya dirugikan.

Mereka merasa orang lain adalah pesaing yang menjadi ancaman untuknya sukses. Merasa dirinya lebih baik dan ingin mengalahkan semua orang. Hanya berfokus pada persaingan dibanding kerjasama, perilaku suka menyabotase kesuksesan orang lain muncul dan menjadikan orang lain sebagai batu loncatan, biasanya karena lingkungannya sangat kompetitif.

6. Kurangnya dukungan 

“Sendiri di tengah keramaian."

Kurangnya dukungan dari lingkungan bisa membuat individu merasa terisolasi, dan terancam dengan pencapaian orang lain dan menjadikannya mempunyai mental kepiting. Dalam lingkungan yang tidak mendukung, individu merasa takut akan komentar oleh orang lain dan jadinya memberikan komentar buruk terlebih dulu kepada orang lain. 


Setelah mengetahui faktor penyebab Crab Mentality kita harus menghindarinya jangan sampai terpengaruh oleh mental ini. 

Berikut beberapa cara untuk menjauhkan diri dari Crab Mentality:

  1. Jangan dengarkan ucapan negatif orang lain, fokuslah kepada tujuan yang dimiliki dan jadikan komentar itu menjadi motivasi.

  1. dari pada menyibukan diri membenci atau menjatuhkan orang lain sebaiknya fokus kepada pengembangan diri.

  1.  jauhkan perasaan negatif dari pikiran dan mulai menganggap kesuksesan orang lain menjadi inspirasi. 

  1. jika lingkungan tidak mendukung kegiatan positif, cari dan bangun lingkungan positif tersebut yang akan selalu menghargai orang lain. 

Crab Mentality merugikan orang lain dan diri sendiri, juga membatasi diri kita dari berbagai potensi yang dimiliki karena suka membandingkan diri. Mulai mengubah pola pikir menjadi positif dan selalu berkembang bersama dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk sesama. Ketika kita tidak punya mental kepiting, kehidupan akan menjadi positif dan harmonis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun