Mohon tunggu...
Aidatul Adawiyah
Aidatul Adawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Berbagi untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Mengalami Keterlambatan Bicara?

6 April 2021   22:10 Diperbarui: 6 April 2021   22:45 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali orang tua dibuat gelisah dan khawatir dengan keadaan sang buah hati, ketika sudah menginjak usia 2 tahun tetapi belum mampu mengucapkan satu dua kata dengan sempurna. Mungkin sebagian dari bunda-bunda akan menerka-nerka jika sang buah hati mengalami delayed speech atau terlambat bicara? Daripada menerka-nerka, lebih baik bunda mencari tahu apa yang terjadi pada sang buah hati.

Dikutip dari Mother&Baby, menurut dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.Kj (K) yang merupakan psikiater anak dan remaja di RS Pondok Indah, Jakarta menyatakan bahwa jika orangtua ingin mengetahui apakah anak mengalami keterlambatan bicara, orangtua harus mengetahui tahapan kemampuan bahasa anak secara normal terlebih dahulu. "di usia 1 tahun setidaknya anak dapat mengucapkan minimal satu kata. Kemampuan menambah kosa kata pada anak harus berkembang setiap bulannya. Dan ketika anak menginjak usia 2 tahun, setidaknya anak sudah memiliki kosa kata 50 kata." Ujar dr. Gitayanti sang psikiater anak dan remaja.

Penyebab umum pada gangguan bahasa ekpresif sering berkaitan dengan pusat perkembangan bahasa anak, faktor genetika, dan adanya mutasi gen yang terjadi selama tumbuh-kembang anak. Sedangkan penyebab pada gangguan bahasa reseptif berkaitan dengan kesulitan dalam memahami sesuatu yang disampaikan orang lain.

Berikut tanda-tanda yang dapat dikenali, antara lain:

  • Tidak memberi feedback atau respon bila ditunjukkan sesuatu saat berusia 12 bulan.
  • Tidak mampu mengidentifikasi dan mengikuti instruksi sederhana saat berusia 18 bulan.
  • Sulit memahami struktur tata bahasa berupa kalimat negatif, pertanyaan maupun perbandingan seta kurang memahami aspek kehalusan bahasa yang meliputi nada suara dan bahasa tubuh saat berusia 2 tahun.

Sebenarnya penyebab keterlambatan bicara atau gangguan perkembangan bahasa verbal sangat luas dan banyak. Mulai dari ringan sampai yang berat, dan mulai yang mudah ditebak sampai susah ditebak. Sepantasnya, semakin dini mendeteksi penyebabnya, maka semakin cepat pemulihan yang dapat dilakukan.

Ada beberapa gangguan yang perlu diperhatikan orang tua :

  • Disfasia, Merupakan gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan anak seharusnya. Gangguan ini dapat diketahui dengan munculnya ketidaknormalan pada pusat bicara yang ada di otak dan mengalami masalah pada organ makan anak akan bermasalah saat makan atau menyedot susu. Pada gangguan ini, anak usia 1 tahun belum bisa mengucapkan kata secara spontan, seperti ayah atau bunda.
  • Childhood Diintegrative Discorder (CDD), Gangguan ini muncul sebelum anak berusia 10 tahun, gangguan ini akan menyerang kemampuan bahasa, sosial, dan motorik.
  • Sindrom Asperger, Anak pada gangguan ini mengalami gangguan pada kualitatif interaksi sosial. Ditengarai dengan gangguan penggunaan komunikasi nonverbal, tidak dapat bermain dengan teman seusianya, tidak mampu menguasai lingkungan sosialnya dan emosionalnya.
  • Multisystem Development Disorder (MSDD), Ciri-ciri yang tampak jelas dari gangguan ini yakni reaksi yang abnormal, kurangnya rasa sensitif terhadap suara, aroma, tekstur, gerakan, suhu, dan terhadap indra lainnya. Serta memiliki masalah yang terkait dengan keteraturan tidur, selera makan, dan aktivitas rutin lainnya.

Serta, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keterlambatan bicara:

  • Kemampuan Lingkungan
  • Pendengaran
  • Kognitif
  • Fungsi saraf
  • Emosi secara Psikologis
  • Bilingual Language atau kemampuan berbahasa ganda

Terdapat berbagai cara untuk gangguan bicara berkembang, seperti cedera saraf otak, kelumpuhan otot, kelainan struktural, serta gangguan perkembangan.

Terlambat bicara ternyata merupakan gejala dari beberapa penyakit atau kelainan seperti disabilitas intelektual, autism spectrum disorder (ASD), attention deficit & hyperactivity disorder (ADHD), gangguan perkembangan koordinasi, gangguan pendengaran, dan lain-lain.

Terdapat jalan keluar untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara atau delayed speech, dengan cara Terapi Wicara. Dikutip dari Medical News Today, berikut merupakan terapi yang dapat digunakan untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara :

  • Melibatkan Aktivitas Bahasa, seperti bermain dan berbicara dengan bantuan gambar, buku, dan benda yang merangsang perkembangan bahasa.
  • Kegiatan Artikulasi, dalam kegiatan ini akan melibatkan SLP (ahli patologi bicara-bahasa) untuk membantu anak dalam pelafalan kata.
  • Terapi Makan dan Menelan, SLP akan menggunakan latihan oral untuk membantu memperkuat otot-otot di mulut agar dapat bekerja dengan baik meskipun tekstur makanan berbeda-beda.
  • Melatih Organ Makan, seperti lidah, bibir, dan rahang. Berguna untuk memperkuat otot-otot yang berada di sekitar mulut serta membantu anak dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik di masa depan.

Terdapat cara lain yang dapat digunakan orang tua untuk mendorong kemampuan bicara anak dan dapat dilakukan di rumah. Hal ini juga dapat digunakan oleh orang tua yang kurang mampu untuk membawa anaknya ke dokter, psikiater atau SLP.

  • Sering bercerita kepada anak, meskipun hanya untuk menceritakan apa yang Anda lakukan.
  • Menyanyikan lagu yang mudah diulang oleh anak.
  • Menaruh perhatian ketika berbicara pada anak.
  • Ulangi kata-kata yang baik dan benar ketika anak melakukan kesalahan.
  • Memberikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan temannya.
  • Ajukan pertanyaan dan berikan kelonggaran waktu untuk anak menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun