Gagal menjadi model yang baik dalam membiasakan perilaku prososial dan keterampilan memecahkan masalah sehingga anak mencontoh apa yang dia lihat dari orang tuanya. Ketidakharmonisan dan tingginya konflik dalam keluarga, menimbulkan keluarga yang bercerai berai (broken home) sehingga anak melepaskan rasa frustrasi terhadap kondisi keluargarnya dengan perilaku. agresif.
4) Ibu yang depresif yang mudah rnarah, memberikan risiko lebih tinggi munculnya perilaku, agresif pada anak dari pada ibu yang sabar dan bijak.
Sekolah juga bisa menjadi salah satu penyebab anak menjadi agresif. Biasanya, salah satu penyebabnya adalah "masalah dari rumah" juga. Orang tua yang terlalu menginginkan anaknya untuk menjadi anak yang berprestasi, bisa menjadi salah satu penyebab anak menjadi agresif. Karena tingginya tuntutan orang tua, maka anak yang masih ingin banyak bermain menjadi tertekan. Tekanan inilah yang menyebabkan anak menjadi agresif. Apalagi bila anak terlalu banyak diberikan materi-materi yang berat dari sekolah.
Faktor yang lain adalah pengaruh dari teman-temannya di sekolah. Bila seorang anak memiliki teman-teman yang cenderung agresif, maka ada kemungkinan anak tersebut tertular teman yang lain. Beberapa anak sudah mengalami masalah emosi atau perilaku sebelum mereka mulai masuk sekolah. Sedangkan anak yang lainnya mulai menonjolkan perilaku agresif ketika mulai bersekolah. pengalaman bersekolah tidak diragukan lagi memiliki peranan penting bagi seorang anak, tetapi bukan berarti pengalaman tersebut adalah satu-satunya faktor yang berperan dalam pembentukan perilaku agresif pada anak.
Temperamen anak dan kompetensi sosial yang dimilikinya bersama dengan perilaku teman-teman serta guru dapat berperan dalam munculnya masalah emosi dan perilaku. Kondisi yang dialami anak dengan masalah emosi dan perilaku dapat menjadi berbahaya jika anak yang menampilkan perilaku agresif ditolak oleh lingkungannya. Hal ini akan membuat anak merasa tidak nyaman dan akhimya makin menampilkan perilaku yang agresif. Disiplin di sekolah juga dapat berperan dalam tampilan perilaku agresif oleh anak. Disiplin yang sangat kaku atau sangat longgar atau juga inkonsisten akan sangat.membingungkan anak yang membutuhkan panduan untuk berperilaku.
Lingkungan sekolah dapat dianggap oleh anak sebagai lingkungan yang memberi perhatian padanya meskipun perhatian yang didapat adalah perhatian yang negatif, berupa hukuman atau kritikan. Dapat saja terjadi guru dan teman sebaya merupakan model dari perilaku agresif dan anak mencontoh perilaku tersebut. Anak yang tidak menyukai kegiatan di sekolah atau yang suka membolos juga mempunyai risiko yang lebih tinggi berperilaku agresif. Guru sebaiknya melakukan introspeksi terhadap instruksi atau cara penyampaian pelajaran, target pembelajaran dan pendekatan terhadap manajemen perilaku. Apakah sistem pendidikan sudah tepat ataukah memang ada yang harus diperbaiki agar tidak menciptakan kondisi yang mungkin mengarah pada munculnya perilaku agresif.
Faktor lingkungan bisa didapat dari teman-teman bermain di lingkungan rumah. Yang pasti, teman yang baik, akan bisa mengubah seorang anak menjadi seorang yang baik pula. Begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini, kita kembali pada orang tua, bagaimana memberikan anak lingkungan bermain yang baik dan mengenalkan pada teman-teman yang baik. Faktor lingkungan juga bisa dipengaruhi oleh media komunikasi.
Misalnya adalah media televisi. Banyak sekali kita temukan adegan kekerasan di media televisi dan tontonan-tontonan yang tidak layak bagi anak usia dini.Berkaitan dengan faktor-faktor di atas, penangangan pada anak yang agresif adalah perkara yang gampang-gampang susah. Akan menjadi gampang, bila kita tahu caranya. Dan akan menjadi susah bila kita terlalu cuek dan tidak peduli atau malah merasa "malu" untuk membicarakan hal buruk yang terjadi pada anak sendiri. Untuk bisa menyelesaikan masalah ini memang sangat dibutuhkan sebuah keterbukaan, khususnya bagi orang tua.
Komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, orang tua dengan sekolah, orang tua dengan lingkangan, dan sekolah dengan orang tua perlu terjalin dengan baik. Mengapa? Kadang kita jumpai anak yang terlihat baik di hadapan orang tuanya, namun di luar rumah atau di sekolah, dia adalah anak yang bandel. Biasanya hal ini terjadi karena adanya miskomunikasi antara orang tua dengan salah satu lingkungan tersebut. Hal ini menyebabkan anak menjadi memiliki dunia yang berbeda-beda dan terkotak-kotak.Â
Andaikan anak mendapatkan segala apa yang dia inginkan di rumah, dengan pola asuh yang baik, maka dia tidak akan mencari di luar rumah. Dan kalau toh sudah terlanjut anak mencari di "tempat lain" karena ada kebutuhannya yang tidak terpenuhi, misalnya dengan membuat onar di sekolah", maka semua akan lebih cepat dan mudah didapatkan solusinya.Jadi komunikasi adalah hal yang sangat penting, dan semua kembali pada orang tua.Harus dibedakan agresif yang sifatnya 'situasional' dengan perilaku agresif yang merupakan respon dari keadaan frustrasi, takut, atau marah dengan cara mencoba menyakiti orang lain.faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif pada anak .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H