Mohon tunggu...
Aida Radar
Aida Radar Mohon Tunggu... -

I'm a lifelong learner from Kota Tidore Kepulauan. Finished my bachelor at Muhammadiyah University of Makassar, focused on English Education. Currently a student of master program in Sekolah Pascasarjana UPI.\r\n\r\nI like reading and make me love writing then. For reading my older writings, just visit www.aidarahmanbadar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tapi Ternyata Kamu Tidak

9 Desember 2014   03:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:44 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teringat hari itu

Aku meminjam mobil barumu dan membuatnya penyok

kupikir kamu akan membunuhku

Tapi ternyata kamu tidak

Teringat hari itu

Aku memuntahkan kue stroberi di dalam mobilmu

Kupikir kamu akan membenciku

Tapi ternyata kamu tidak

Teringat hari itu

Aku memaksamu pergi ke pantai

Dan seperti yang kamu katakan sebelumnya

kita akan kehujanan

Kupikir kamu akan mengatakan “sudah kubilang kan?”

Tapi ternyata kamu tidak

Teringat hari itu

Aku bergenit-genit dengan lelaki-lelaki lain

Untuk membuatmu cemburu

dan kamu benar-benar cemburu?

Kupikir kamu akan meninggalkanku

Tapi ternyata kamu tidak

Teringat hari itu

Aku lupa mengatakan padamu

jika ke pesta dansa harus menggunakan pakaian formal

hingga kamu dating memakai kaos dan celana jins

Kupikir kamu akan menyuekiku

Tapi ternyata kamu tidak

Ya, begitu banyak hal yang tidak kamu lakukan

Lalu memutuskan untuk hidup denganku

Mencintaiku, melindungiku

Ada banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu

Ketika nanti kamu kembali dari Vietnam

Tapi ternyata kamu tidak pernah kembali

*

[Mencoba menerjemahkan dengan kemampuan seadanya. #harapmaklum ^^]

Puisi ini ramai dibagikan dan dibicarakan di Tumblr. Puisi ini ditulis oleh seorang wanita Amerika yang suaminya adalah salah satu tentara yang dikirim ke Perang Vietnam ketika anak mereka berumur empat tahun. Sejak saat itu, sang wanita hanya tinggal berdua saja dengan anak perempuan mereka. Suaminya meninggal di medan perang. Wanita itu menjadi janda, menunggu suaminya yang tak pernah pulang, hingga akhir hayatnya (SETIA!). Ketika anak mereka membereskan barang-barang wanita itu, anak itu menemukan puisi ini yang ditulis oleh ibunya untuk ayahnya.

Sangat menyentuh, ya? :’(

*hapus airmata*

Versi Bahasa Inggris (teks sumbernya) bisa dilihat di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun