PENDAHULUAN
Filsafat dalam sejarah membuktikan kemajuan peradaban. George J. Mouly membagi ilmu menjadi tiga tahap yaitu animisme, ilmu empiris dan ilmu teoritis. Ia mengemukakan bahwa pada tahap animisme, manusia menjelaskan segala sesuatu yang ditemuinya dalam kehidupan merupakan perbuatan dewa-dewi, hantu dan makhluk halus.Â
Dalam tahap animisme, masyarakat Yunani masih menggunakan pola pikir mitosentris sebelum berubah menjadi logosentris. Contohnya ketika terjadi bencana gempa bumi, mereka tidak menganggap bahwa hal itu adalah fenomena alam biasa akan tetapi mereka beranggapan bahwa Dewa Bumi sedang menggoyangkan kepalanya.Â
Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai perbuatan atau aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara kualitas.
Dalam catatan sejarah, bangsa Yunani merupakan bangsa pertama yang diakui sebagai penemu terbentuknya ilmu dan berhasil menyusunnya secara sistematis. Implikasi dari hal tersebut manusia mencoba merumuskan segala sesuatu termasuk asal usul mitos, karena mereka sadar bahwa mitos dapat dijelaskan asal-usulnya serta bagaimana kondisi sebenarnya.Â
Sehingga pada waktu itu segala sesuatu yang tidak jelas baik berupa hal yang diketahui atau pengetahuan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan.Â
Dan ini merupakan awal kemenangan ilmu pengetahuan dari mitos dan kepercayaan tradisional yang berlaku di tengah masyarakat (Karim, 2014).
PEMBAHASAN
Periode filsafat Yunani merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah peradaban manusia, yang awalnya mereka berpikir dengan mengandalkan mitos berubah menjadi logos.Â
Dalam hal ini manusia telah berpikir secara  rasional untuk menjelaskan fenomena alam yang mereka alami pada waktu itu.Â
Perubahan pemikiran tersebut merupakan awal dikenalnya filsafat, yang mana manusia mulai berpikir menggunakan logika mereka untuk membedakan antara kejadian yang sebenarnnya dan kejadian yang bersifat tipu daya (Ningrum, 2021).