AC Milan kembali menelan kekalahan, kali ini I Rossoneri dikalahkan oleh Napoli 2-0 di San Siro. Dengan kekalahan ini AC Milan jatuh semakin jauh di klasemen Serie A, yakni turun ke posisi 8, dibawah tim seperti Udinese dan Fiorentina. Kekalahan ini juga menandakan start terburuk di awal musim sejak musim 2019-2020. Secara total AC Milan sudah mengalami 5 kekalahan dari 12 pertandingan di semua kompetisi. Performa Milan yang kurang maksimal di awal musim menyebabkan banyak penggemar yang mempertanyakan harapan Scudetto dan penunjukkan Paulo Fonseca sebagai pelatih. Paulo Fonseca, yang baru ditunjuk Milan sebagai pelatih di awal musim, dianggap sebagian penggemar Milan sebagai penyebab dari turunnya performa Milan dari musim lalu. Fonseca, yang sebelumnya melatih LOSC Lille di liga Ligue 1 Prancis, sudah melakukan berbagai pilihan taktik yang patut dipertanyakan, seperti mencadangkan pemain pemain inti yaitu Rafael Leao dan Christian Pulisic di laga penting melawan Napoli, dan dianggap sudah kehilangan hormat di ruang ganti AC Milan. Namun, turunnya performa Milan juga bukan sepenuhnya salah Fonseca. Fonseca mewarisi tim Milan dengan pemain yang masih "setia" dengan taktik dari manajer sebelumnya, Stefano Pioli,  yang memiliki taktik sepak bola statis yang berbalik dengan taktik Fonseca, yang membuat Fonseca kesulitan menerapkan taktik dinamisnya yang kurang cocok dengan identitas Milan yang sekarang . Walau begitu Fonseca merasa bahwa pemainnya sudah cukup baik "Saya pikir mereka yang bermain dengan baik. Saya tidak mencari alasan, saya percaya pada semua pemain, dan hari ini mereka menujukkannya," kata Paulo Fonseca, dikutip dari Football Italia.Â
       Â
          Harusnya Milan tidak seburuk ini. Walau dirasa masih menujukkan bahwa mereka masih bertransisi dari satu taktik ke taktik lain, menurut statistik, performa mereka masih konsisten dengan musim lalu, musim dimana mereka bertengger di nomor 2 pada Serie A dibawah Inter Milan, dan lolos ke UCL. Misalnya,di sisi penyerangan, Milan mencetak rata-rata 2.0 gol musim lalu dan 1.8 gol musim ini. Yang menunjukkan bahwa mencetak gol bukanlah masalah bagi Milan. Dan di sisi pertahanan, walau kalau ditonton atau dilihat kelihatannya sangat menurun dari musim lalu, tapi menurut statistik, Milan masih konsisten dengan musim lalu. Misalnya musim lalu rata-rata Milan kebobolan 1.3 gol musim lalu, dan 1.2 gol musim ini. Tapi masalah Milan tidak akan terlihat di statistik. Salah satu masalah terbesar yang Milan temui musim ini adalah drama perselisihan pelatih dan pemain. Drama paling besar di Milan musim ini adalah perselisihan antara Rafael Leao dengan pelatih Paulo Fonseca. Hal ini terjadi karena di musim ini, Fonseca  mencadangkan Leao, yang menyebabkan rasa kesal ke Leao yang menyebar ke rekan timnya yang lain. Karena drama tidak perlu ini sudah menjalar ke pemain lain, mereka serasa bermain setengah-setengah di  beberapa pertandingan terakhir. Contohnya adalah Fikayo Tomori, bek Milan yang merupakan titik fokal pertahan Milan selama beberapa musim ini sekarang mulai malas dalam pertahanan. Cedera juga sangat berpengaruh bagi Milan dimana pemain penting seperti Ismael Bennacer sedang cedera, dan striker Milan yang kurang bagus, dimana Milan sangat bergantung pada gol dari winger merekaÂ
          Kalau membahas masalah Milan pasti Cardinale akan keluar. Gerry Cardinale adalah orang yang mengatur Milan. Dan sejak mengambil alih pada tahun 2022, Cardinale dibilang campur aduk. Di bawah kepemimpinan mereka, Milan meraih semifinal UCL dan menggapai finish di atas klasemen, akan tetapi, RedBird juga melakukan beberapa transfer yang kurang berhasil. Tapi, Cardinale lebih kontroversial dengan keputusannya di urusan perkantoran Milan. Mereka memecaat Paolo Maldini yang merupakan direktur teknikal AC Milan dengan performa yang bisa dibilang sangat bagus dan Cardinale juga memecat Ricky Massara. Mereka digantikan dengan Zlatan Ibrahimovic yang tidak kompeten dalam melaksanakan tugasnya. Stefano Pioli yang merupakan manager yang membawa Milan ke Scudetto mereka juga dipecat. Ada yang bilang pemecatan Pioli itu perlu dan ada yang menolak keras pemecatan Pioli. Dengan Pioli Milan tidak akan berkembang jadi cepat atau lambat pasti dia akan dipecat juga. Tapi penggantinya Fonseca tidak lebih baik daripada Pioli dengan bentrok taktiknya dengan gaya Milan atau perselisihannya dengan pemain. Cardinale memecat berbagai orang yang sangat berpengaruh dan penting bagi sukses Milan dan berusaha menggantikan mereka, dengan kesuksesan berbeda.Â
           Milan sedang melalui sebuah krisis di awal musim ini. Hal tersebut terjadi karena integrasi sistem dan kepribadian Paolo Fonseca, manajer baru Milan, bisa dibilang kurang mulus. Perselisihan antara pemain dan pelatih yang membuat performa pemain menurun. Serta operasional Milan yang tidak kompeten dalam melaksanakan tugasnya. Masalah-masalah yang dialami Milan ini tidak mudah untuk diatasi. Yang sekarang hanya bisa kita lakukan adalah berharap sisi persepak bolaan dari Milan mengalami kemajuan di pertengahan musim hingga akhir musim. Dan RedBird untuk mengganti Gerry Cardinale dengan orang yang lebih baik di bidang operasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H