Mohon tunggu...
Aida Khoirunnisa
Aida Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Biologi UNTIRTA

Sedang menempuh pendidikan S1 Sarjana di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Pendidikan Biologi Semester 3.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Rayap, Ancaman Nyata Bagi Bangunan Berkayu

26 Desember 2023   10:07 Diperbarui: 26 Desember 2023   10:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rayap atau termite merupakan salah satu serangga yang dapat menjadi hama serta sangat mengganggu bagi kehidupan manusia. Rayap bisa mengganggu serta merugikan manusia karena dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan-bangunan, serta perabotan terutama yang terbuat dari kayu (Urrachmania, et. al, 2021).


Rayap melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk mencari sumber makanan yaitu yang memiliki kandungan selulosa yang terdapat pada kayu. Selain itu, rayap juga membutuhkan suatu kelembaban tertentu untuk mendukung kehidupannya. menurut Savitri, et al (2016) dalam artikelnya menyebutkan semakin meningkatnya jumlah penduduk mengubah habitat rayap menjadi bangunan perumahan yang berdampak pada semakin menyempitnya lingkungan hidup rayap dan mengurangi sumber makanan rayap. Dalam mempertahankan hidupnya rayap memperluas wilayah jelajahnya dalam mencari sumber makanan dengan menyerang apa saja yang ditemui.


Untuk itu, kehadiran atau serangan rayap di dalam rumah tidak boleh diabaikan, karena dapat membahayakan struktur rumah dan menyebabkan keruntuhan yang berbahaya. Jika kamu menemukan tanda-tanda dibawah ini, artinya rumah kamu mungkin diserang rayap :
*Material kayu yang berlubang atau rusak
*Terdapat tanah yang berpola sepertu labirin pada dinding, lantai, atau perabotan rumah
*Adanya tumpukan kecil yang menyerupai garam dan merica, itu adalah kotoran rayap
*Tumpukan sayap serangga yang memiliki bentuk seperti sisik ikan kecil
*Liang kecil di lumpur yang mengelilingi fondasi rumah
*Pada dinding, cat terkelupas (mirip dengan kerusakan air)
*Perubahan warna pada dinding
*Papan gypsum berlobang kecil
*Pintu dan jendela yang menutup terlalu rapat
*Papan lantai kayu atau laminasi menekuk
*Ubin lantai yang melonggar, dan
*Papan lantai kayu berderit

Fakta lain mengenai tanda tersebut adalah sebagian besar kehadiran rayap di rumah menumpuk selama tiga hingga lima tahun sebelum tanda tersebut terlihat. Pada saat itu, koloni rayap mungkin telah berhasil mencapai ke bagian dalam struktur rumah. Perilaku rayap sebagai hama pada bangunan berkayu banyak dibahas pada artikel, salah satunya adalah sebagai sumber makanan.


Sedangkan dilansir dari jurnal Hutan Lestari Karya Simangunson & Dirhamsyah (2022) Aktivitas rayap sebagai hama pada bangunan terjadi ketika habitat alami mengalami perubahan cukup drastis yang menyebabkan spesies rayap tertentu harus menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Rayap akan merusak material rumah, mulai dari furniture, dinding, lantai, dan lainnya. Rayap mampu merusak materi rumah tanpa adanya paparan apa pun, daya dukung bebannya sangat terbatas setelah digali secara menyeluruh oleh koloni rayap dewasa. 

Berbagai upaya perlu dilakukan agar koloni rayap dapat dihentikan dengan tepat.
Pengendalian hama rayap dapat dilakukan dengan cara manual, kimia, dan biologi maupun kombinasi dari beberapa metode tersebut. Metode manual merupakan metode fisik, yaitu dengan menggunakan alat untuk merusak sarang rayap. Metode kimia adalah dengan menggunakan bahan kimia. Sedangkan metode biologi dilakukan dengan menggunakan organisme pengendali biologis yang dapat menghambat pertumbuhan rayap atau bahkan mematikan individu rayap (Rafli, et. al, 2020).


Metode pengendalian manual dapat dilakukan dengan menghancurkan sarang rayap dengan menggunakan cangkul dan dodos. Metode kimia dapat dilakukan dengan cara menghancurkan sarang rayap dengan menggunakan bahan tambahan Termitisida Fipronil 50 sc dengan knapsack sprayer denagn dosis 60cc/sarang. Metode biologi dilakukan dengan melubangi sarang rayap kemudian menginfeksi koloni dengan jamur 50 gr Metarhizium anisopliae/sarang.


Adapun cara yang paling banyak digunakan masyarakat dalam membasmi rayap adalah dengan menggunakan oli bekas kendaraan (Pramana, 2016). Oli merupakan bahan alami yang telah terbukti efektif untuk membasmi rayap. Selain itu, penggunaan oli juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan kimia yang lebih agresif. Pertama, penggunaan oli tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga tidak perlu khawatir tentang efek samping yang mungkin ditimbulkannya. Kedua, oli memiliki sifat yang tahan lama, sehingga bisa memberikan perlindungan jangka panjang terhadap serangan rayap. Terakhir, penggunaan oli juga ramah lingkungan, karena tidak mencemari udara atau tanah.


Tips-tips yang dituliskan diatas hanya beberapa dari tips yang ditemukan, untuk pengaplikasiannya kamu bisa sesuaikan dengan tipe rumahmu ya, dan jangan lupakan kenyamanannya, jika didaam rumah terdapat bayi ataupun orang dewasa yang menderita penyakit sensitif udara, hindari penggunaan bahan kimia, lakukan dengan metode yang sederhana.


Daftar Pustaka
Pramana, A. (2016). Penggunaan Oli Dan Insektisida Untuk Menegndalikan rayap Di Perkebunan Kelapa Sawit. AgroSains dan Teknologi. 1(2), 1-9.
Rafli, M. A., Madusari, S., & Soesatrijo, J. (2020). Komparasi Efektivitas metode Pengendalian Rayap Macrotermes gilvus Di Perkebunan Kelapa Sawit. Agrosains Dan Teknologi. 5(2), 77-86.
Savitri, A., Martini., & Yuliawati, S. (2016). Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah Dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah Di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang. KESEHATAN MASYARAKAT. 4(1), 100-105.
Simangunson, B., & Dirhamsyah, M. (2022). Identifikasi Jenis Rayap Di Dusun Sangku Desa Pancaroba Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Hutan Lestari. 10(1), 54-67.
Urrachmania, M., & Rozalina. (2021). Identifikasi Dampak Serangan Rayap Pada Gedung Di Lingkungan Universitas Simalungun. Jurnal Akar. 3(1), 9-17.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun