Mohon tunggu...
Aida Kania Lugina
Aida Kania Lugina Mohon Tunggu... -

Sedang dalam pencarian jati diri. Mencari, mencari dan terus mencari

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kenangan Manis Teman Lamaku

18 Mei 2012   04:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:09 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba aku terbangun karena mimpi. Kucopot kacamata, yang biasanya memang tetap aku pakai meski sedang tidur. Aku lalu menuju ke toilet hanya sekadar mencuci muka, sayangnya malam ini aku sedang libur jadi libur juga jadwal “nge-date”-ku dengan Sang Pencipta.

Rumah begitu sepi. Televisi menyala tidak ada yang menonton. Tapi kubiarkan menyala, karena aku tak terlalu suka kesunyian. Kesunyian hanya akan membuat pikiranku aneh-aneh saat mendengar bunyi-bunyian. Langkah kaki kucing saja bisa aku tafsirkan macam-macam. Bahkan bagiku, suara mengeongnya akan terdengar seperti garung dalam kesunyian.

Mimpi bertemu teman lama membuat mataku terus terjaga di malam ini. Entah bagaimana kabar teman lamaku itu. Aku jadi tiba-tiba khawatir. Apalagi dalam mimpi itu teman lamaku bercerita dengan wajah yang muram. Ia terlihat begitu sedih. Aku mencoba mengingat-ingat lagi percakapan antara aku dan teman lamaku itu.

“Masih menunggu jawaban?” tanyaku

“Iya, Da,” jawabnya singkat.

“Entahlah Da, kenapa dia masih diam aja ga jawab apa-apa. Padahal aku udah ngasih beberapa barang yang kupikir bisa mengingatkan dia tentang kenangan kita,” kata temanku mulai bercerita.

“Ini salah satunya,” teman lamaku memperlihatkan jam weker warna putih berbentuk kotak.

“Aku beli ini dua. Satunya aku simpan, dan satunya lagi aku kasih dia.”

Aku terus setia mendengarkan.

“Ada satu kenangan manis yang ga bisa aku lupa, Da. Waktu itu aku sakit, terus dia ngasih Tolak Angin….”

Waktu aku sakit, Piyu memberikan aku Tolak Angin Sido Muncul. Dengan saksama aku mendengarkan iklan tolak angin ini. Kok hampir mirip dengan kata-kata teman lamaku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun