Tren High Value Woman, Insipirasi atau Menjatuhkan?
Aidah Amaliah A -- 202310230311009
 Dalam beberapa tahun terakhir aplikasi Tiktok menjadi aplikasi yang hampir dimiliki semua masyarakat khususnya masyarakat Indonesia. Di Tiktok sendiri memilki beragam jenis konten seperti edukasi, lifestyle, entertining dll. Banyak tren di Tiktok seperti dance Christmas, hahu hoheng yaitu tahu panas yang dilumuri cabe dan high value woman. Tren high value woman ini populer selama satu tahun terakhir dan menjadi perbincangan di kalangan pengguna Tiktok dan media sosial lainnya, tren ini cukup menyita perhatian  pengguna sosial media karena tren ini dianggap menjadikan seseorang memilki aura mahal dan berkelas hal ini membuat banyak sekali perdebatan dalam tren ini meskipun tren ini adalah tren positif yang bisa membangun karakter seseorang lebih baik.
 Tren yang sedang hits dikalangan anak muda atau usia remaja, tren yang menggambarkan standar perempuan mandiri, cerdas, tidak lemah dan tidak mengemis pada laki-laki yang bisa disimpulkan bahwa perempuan bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Tren high value woman sendiri sudah memilki 106 juta view (secara global). Tren ini menjadi populer karena sangat menarik hingga dijadikan patokan untuk menilai perempuan itu "mahal".
Tren high value woman ini sangat populer dikalangan remaja yang akhirnya banyak diketahui oleh banyak kalangan khususnya kaum perempuan, hal ini membawa tentu membawa dampak bagus mengingat sejatinya sebagai perempuan kita harus kuat karena kita adalah akar dari peradaban manusia dan juga tren ini mengajarkan bahwa kita bisa kuat dengan diri sendiri dan menjadi pengingat bahwa kita tidak dapat direndahkan oleh lelaki karena kita adalah manusia dan selayaknya manusia kita memilki hak yang setara dengan laki-laki, dengan munculnya tren ini banyak sekali perempuan yang ingin mengubah dirinya menjadi "high value woman". Namun sayangnya banyak orang yang salah mengartikan high value ini, banyak yang beranggapan ini untuk memikat pria, banyak yang beranggapan high value woman ini harus kaya, pekerjaan mapan dll hal ini menimbulkan dampak lain dari tren ini yaitu banyak perempuan menjadi merasa superior yang cenderung merasa dirinya adalah yang terbaik atau memandang dirinya paling baik sehingga terkadang indvidu yang seperti ini memandang orang yang dianggap "rendah" dan banyak juga yang menjadi rendah diri disebabkan oleh kehadiran tren ini.
Dari dampak yang sudah dijelaskan berdasarkan analisis saya selama menonton dan mengamati tren ini di tiktok, kebanyakan individu yang menjadi dampak negatif cenderung memilki sifat NPD (Narcissistic Personality Disorder) terjadi karena perilakiu seseorang yang timbul karena memandang keunikan dan kelebihan yang dimilki secara berlebihan yang akhirnya menimbulkan fantasi berlebihan, nah sifat berlebihan memandang diri sendiri inilah yang akhirnya menyebabkan "mereka" yang merasa dirinya "high value" cenderung merendahkan orang lain, bisa disimpulkan dari beberapa konten tiktok yang ada atau disekitar saya yang cenderung merendahkan individu lainnya. Indvidu yang merasa dia adalah high value ini cenderung suka memamerkan hartanya secara berlebihan dan sering menuliskan perjuangannya dalam konotasi "sombong" atau mereka membandingkan dirinya dengan orang yang dianggap lebih rendah, hal ini juga tidak hanya berdasarkan penilaian saya saja tetapi orang-orang disekitar dia juga. Maka dari itu ini bisa disimpulkan menjadi timbulnya gejala awal NPD tren ini juga bisa menagkibatkan kesetaraan gender yang dilakukan oleh pihak perempuan karena konten yang secara tidak langsung menjatuhkan laki-laki atau bahkan perempuan lainnya.Â
Namun, disamping itu dengan dampak negative yang ditimbulkan dari tren ini, dampak positifnya adalah banyak sekali perempuan yang mau bangkit dari masalahnya dan menciba jati diri baru, mereka mulai memilki semangat hidup baru, memilki ambisi untuk menjalani hidup kembali dan cenderung fokus terhadap dirinya dulu (karena tren ini dibarengi dengan tren cegil yang artinya cewe gila yang gila karena cowok atau laki-laki) .
REFERENSI
Sari, D. P. (2021). Gangguan Kepribadian Narsistik dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 5(1), 93-116
Khansa, S. D., & Putri, K. Y. S. (2022). Pengaruh Sosial Media Tiktok Terhadap Gaya Hidup Remaja. Ekspresi Dan Persepsi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1), 133-141.